Abstract :
Negara Indonesia adalah negara dengan akses sanitasi dasar air dengan
peringkat paling rendah di antara negara ASEAN.Pada tahun 2015 menunjukkan
bahwa akses masyarakat terhadap sanitasi layak hanya mencapai 47% di pedesaan.
Parameter fisik dan kimia merupakan standar kualitas yang ada di air untuk standar
pedoman baku mutu yang meliputi Kekeruhan, TDS,DO dan pH.
Kualitas air yang tidak layak akan menyebabkan dampak kesehatan yang
muncul, seperti risiko stunsing, diare, kolera, tifoid, hepatitis dan leptospirosis,
sebab itu air hujan akan menjadi solusi sanitasi yang ada di pondok pesantren. Air
hujan merupakan sumber alternatif, relatif bersih dan mengatasi krisis air bersih di
sekitar Pondok Pesantren dengan berpedoman Standar Baku Mutu Air No 32 Tahun
2017. Sumber air hujan dikumpulkan dalam jumlah yang cukup dengan tangkapan
atap.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air hujan yang ditampung
di Pondok Pesantren Adduriyyah Salffiyah Bangkes, Pamekasan. Berbagai sampel
air termasuk curah hujan dan air hujan yang jatuh pada berbagai jenis atap seperti
atap tanah liat (ATL), atap lembaran logam (ALL), atap lembaran logam tua (ALT),
dan atap beton (ATON) adalah sampel yang dikumpulkan dan dianalisis. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik Grab Sampling untuk pengambilan sampel air
hujan.
Penelitian ini menggunakan sifat fisik dan kimia dari semua sampel air hujan
yang akan diperiksa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel air hujan
yang dari beberapa atap berbeda mengandung kekeruhan (0,27-3,50 NTU), TDS
(TDS < 6 ppm), DO (6,00-8,00 mg/L) dan pH (6,21-7,50). Secara umum, penelitian
ini mengamati, menganalisis dan menggambarkan kualitas air hujan yang ada di
Pondok Pesantren Adduriyyah dengan berpedoman Standar Baku Mutu Air No 32
Tahun 2017 untuk keperluan sehari-hari yang tidak dapat diminum.