Abstract :
Permasalahan keperawatan yang menjadi salah satu perhatian utama pada pasien
tuberkulosis paru, yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif. Tujuan penelitian ini untuk
menerapkan fisioterapi dada dan batuk efektif pada pasien tuberkulosis paru dengan
masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif.
Desain penelitian menggunakan metode studi kasus (case study) dalam
penerapan fisioterapi dada dan batuk efektif dalam pemenuhan bersihan jalan nafas.
Subjek dalam studi kasus ini dua orang pasien tuberkulosis paru dengan inisial Ny S
yang berusia 55 tahun dan pasien kedua Ny L berusia 38 tahun.
Hasil penelitian pada kedua pasien tuberkulosis paru dengan masalah
keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif, menunjukkan setelah diberikan
intervensi fisioterapi dada dan batuk efektif didapatkan penurunan produksi sputum
serta berkurang/menghilangnya suara nafas tambahan ronkhi pada kedua pasien.
Kesimpulan dari hasil studi kasus menunjukkan bahwa penerapan fisioterapi
dada dan batuk efektif sebagai terapi non farmakologis dapat meningkatkan
pemenuhan jalan nafas pada pasien dengan bersihan jalan nafas tidak efektif,
diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk menerapkan fisioterapi dada dan batuk efektif
secara maksimal pada pasien tuberkulosis paru. Bagi keluarga pasien tuberkulosis paru
dengan bersihan jalan nafas tidak efektif hendaknya dapat membantu pengeluaran
dahak pada pasien tuberkulosis paru dengan masalah keperawatan bersihan jalan nafas
tidak efektif secara mandiri dengan melakukan batuk efektif yang baik dan benar.