Institusion
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Author
AFIF, SRI SAFARIAWATI MAIDINA ASYAHRUL
Subject
RL Dermatology
Datestamp
2023-04-13 04:17:20
Abstract :
Latar Belakang: Prevalensi Pediculosis capitis tinggi pada negara berkembang,
hal ini terjadi karena pengaruh dari faktor lingkungan sosial, personal hygiene, dan
karakteristik individu (panjang rambut).
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode survey yang
menggunakan desain cross-sectional dengan 40 sampel santri putri pondok
pesantren Aisyatul Wachidah Lamongan. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan data primer yang diperoleh dari metode kuesioner setelah melalui uji
telaah Komisi Etik Penelitian Kesehatan. Analisa data menggunakan statistik
deskriptif dengan distribusi frekuensi.
Hasil: Hasil penelitian ini adalah santri putri menderita Pediculosis capitis
sebanyak 36 (90%). Responden yang memiliki keluhan gatal di kepala dan
menemukan Pediculus humanus var. capitis (kutu dewasa) di rambut sebanyak 40
responden (100%). Responden yang pernah menemukan Pediculus humanus var.
capitis (kutu dewasa) di bantal sebanyak 7 responden (17.5%). Responden yang
memiliki teman satu kamar yang menderita Pediculosis capitis dan memiliki
kebiasaan memakai tempat tidur bersama ada 40 responden (100%). Responden
yang memiliki kebiasaan memakai barang bersama sebanyak 39 responden
(97.5%). Responden yang mencuci rambut kurang dari tiga kali dalam satu minggu
sebanyak 4 responden (10%). Responden yang menjemur kasur dan bantal 5
minggu sekali sebanyak 20 responden (50%). Responden yang mencuci sprei dan
sarung bantal lebih dari 1 minggu sekali sebanyak 40 responden (100%).
Responden yang memiliki personal hygiene buruk sebanyak 30 responden (75%).
Responden yang memiliki rambut panjang sebanyak 16 responden (40%).
Kesimpulan: Prevalensi Pediculosis capitis di Pondok Pesantren A?isyatul
wachidah dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial, personal hygiene, dan panjang
rambut.