DETAIL DOCUMENT
PENGARUH PENGGUNAAN DMARD SINTETIK KONVENSIONAL (csDMARD) TERHADAP INFLAMASI SENDI PASIEN RHEUMATOID ARTHRITIS WANITA USIA PRODUKTIF SECARA SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW (SLR)
Total View This Week0
Institusion
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Author
RIFAYANTI, FIRDA ELLYSA
Subject
RC31-1245 Internal medicine 
Datestamp
2023-11-09 04:24:34 
Abstract :
Latar belakang: Wanita berusia 30-50 tahun rentan beresiko mengalami RA tiga kali lebih besar daripada pria, aktivitas penyakit dimulai dengan peradangan progresif sendi, erosi tulang, hingga komplikasi berupa kecacatan. Saat ini, beberapa strategi untuk meningkatkan pengobatan RA diselidiki pada model hewan percobaan. Antara lain, ini termasuk sel punca mesenkim, aplikasi inhibitor NOD-, LRR-, dan pyrin domain-containing protein 3 (NLRP3), dan penargetan reseptor GM-CSF, GM-CSF. Penerapan berbagai macam terapi pada RA memberikan efek positif dalam menunda maupun mencegah timbunya RA, akan tetapi pengobatan RA lini pertama biasanya dilakukan dengan monoterapi csDMARD yaitu kombinasi antara metotreksat dengan glukokortikoid. Jika target pengobatan tidak tercapai melalui monoterapi metotreksat dalam 3-6 bulan, DMARD sintetis konvensional (csDMARD) lainnya biasanya ditambahkan. Metode: Terdapat berbagai macam terapi yang digunakan dalam pengendalian RA sehingga dilakukan Systematic Literature Review pada 14 jurnal yang relevan dengan kriteria inklusi untuk mendapatkan jenis csDMARD yang sesuai sehingga pengaruh penggunaan terapi dengan csDMARD terhadap inflamasi sendi dapat mencapai keberhasilan yang optimal. Hasil: Hasil review pada 14 jurnal didapatkan untuk jenis csDMARD yang paling banyak dipakai wanita pada awal pengobatan adalah MTX (methotrexate), LEF (leflunomide), dengan pemberian dosis minimal 10-12,5 mg/minggu. Rata ? rata terapi csDMARD dilaksanakan selama kurang lebih 1 tahun dengan dosis pemberian yang meningkat di awal, dan setelah 1 tahun akan diturunkan secara perlahan. Kesimpulan: Penggunaan monoterapi methotrexate ataupun leflunomide dinilai mampu untuk mengurangi inflamasi (nilai CRP dan ESR) yang terjadi pada synovial sendi penderita Rheumatoid Arthritis wanita dengan rata rata usia 40-60 tahun, dan akan lebih baik apabila digunakan dalam bentuk kombinasi. 
Institution Info

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya