Abstract :
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Perasaan cemas dialami oleh setiap
pasien yang dirawat di Rumah Sakit terutama pasien yang akan dilakukan
tindakan invasif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pasien yang dilakukan tindakan
invasif di IGD RSI A.Yani Surabaya.
Metode penelitian menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi penelitian adalah pasien yang akan dilakukan tindakan invasif
di IGD RSI A.Yani Surabaya sebesar 195 orang. Sampel sebesar 131 responden,
dengan cara simple random sampling. Variabel independen adalah komunikasi
terapeutik, variabel dependen adalah kecemasan pasien. Pengumpulan data
kuisioner HARS dan kuesioner komunikasi terapeutik. Data dianalisis dengan uji
statistik spearman rank, p < ? = 0,05.
Hasil penelitian menunujukkan bahwa dari 131 responden didapatkan
hampir seluruhnya (81,7%) komunikasi terapeutik perawat dalam kategori baik,
dan dari 131 responden didapatkan hampir seluruhnya (78,6%) menunjukkan
bahwa pasien tidak cemas. Hasil uji statistik didapat p = 0,000 < ? (0,05) artinya
ada hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pasien yang
dilakukan tindakan invasif di IGD RSI AYani Surabaya.
Perawat yang memiliki komunikasi terapeutik yang baik akan berdampak
pada penurunan tingkat kecemasan pasien yang dilakukan tindakan invasif.
Disarankan kepada perawat untuk selalu mengaplikasikan komunikasi terapeutik
dengan baik kususnya kepada pasien yang akan dilakukan Tindakan invasif di IGD
Rumah Sakit Islam Surabaya Ayani.