Abstract :
Dalam membuat dan menetapkan diagnosa keperawatan, perawat sering kali
kesulitan dalam menetapkan diagnosa. Seorang perawat harus memperhatikan
prioritas tertinggi yaitu masalah atau diagnosa keperawatan yang dapat bersifat
mengancam kehidupan dan keselamatan pasien. Tujuan dari penelitian ini
menganalisis faktor ketepatan penegakan diagnosa keperawatan menurut Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) di Rawat Inap Dewasa RS Islam
Jemursari Surabaya.
Jenis penelitian yang digunakan analisis korelasional dengan pendekatan
cross sectional, populasi penelitian seluruh perawat di rawat inap dewasa RS
Islam Jemursari Surabaya sebanyak 101 perawat. Besar sampel 81 perawat,
pengambilan sampel dengan tehnik propotional stratified sampling. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah faktor ketepatan penegakan diagnosa
keperawatan meliputi pendidikan perawat, kompetensi individu, kompetensi
berbasis tim dan praktik klinis. Variabel dependen adalah penegakan diagnosa
keperawatan menurut Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI).
Instrumen pengambilan data adalah lembar kuesioner. Data analisis dengan uji
statistik Chie-Square ? = 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pendidikan
perawat, kompetensi berbasis tim, praktik klinis dengan ketepatan penegakan
diagnosa keperawata menurut SDKI, yaitu pendidikan perawat dengan nilai ?Value
sebesar
0,001.
Kompetensi
berbasis
tim
dengan
nilai
?-Value
sebesar
0,002.
Praktik
klinis
dengan
nilai
?-Value
sebesar
0,002.
Dan
untuk
kompetensi
individu
tidak
ada hubungannya dengan ketepatan penegakan diagnosa keperawatan
menurut SDKI dengan nilai ?-Value 0,653.
Perawat sebagai penegak diagnosis yang harus memiliki kemampuan
diagnosis yang baik sebagai dasar mengembangkan rencana intervensi
keperawatan dalam mencapai peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan kesehatan pasien.