DETAIL DOCUMENT
Evaluasi Mutu Beton Non-Engineered Di Kota Kupang Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Penginapan PT. Putra Unggul Group, Pembangunan Gedung Kuliah Fakultas Hukum Unwira, Pembangunan Ruko Bpk. Januarito Gontani
Total View This Week0
Institusion
Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
Author
NAIKOFI, Mauritius I. R.
Subject
TA Engineering (General). Civil engineering (General) 
Datestamp
2022-10-26 07:30:13 
Abstract :
Campuran beton dengan komposisi 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil merupakan campuran yang populer dan umum digunakan di masyarakat Kota Kupang. Komposisi ini berkembang ditengah masyarakat sebagai campuran pengadukan beton yang diteruskan dari generasi ke generasi tanpa intervensi ahli bangunan scara berarti. Beton yang dihasilkan dari proses produksi seperti ini dikategorikan dalam beton Non Engineered. Boton Non Engineered merupakan campuran beton yang dikerjakan menurut kebiasaan atau pengalaman masyarakat dalam memproduksi adonan beton tanpa target mutu yang ingin dicapai. Namun apabila dihubungkan dengan peta wilayah gempa Indonesia yang termuat dalam SNI-1726- 2002 (Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung) Kota Kupang masuk dalam Wilayah Gempa 5. Wilayah ini tergolong wilayah dengan resiko gempa tinggi, karena itu setiap perencanaan dan pelaksaan konstruksi bangunan harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang bangunan gedung yang berlaku. Salah satu diantaranya adalah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berkaitan dengan pengaturan konstruksi beton bertulang yakni SNI 03-2847-2002 pasal 21.3.1 tentang persyaratan kuat tekan beton (f?c) di daerah gempa, dimana ditetapkan tidak boleh kurang dari 20 MPa. Oleh karena itu, penelitian ini lebih diarahkan untuk mengetahui besar kuat tekan beton yang dapat dicapai dari proses produksi beton seperti tersebut diatas dan juga mengamati kebiasaan masyarakat dalam memproduksi dukan beton yang berpotensi mengurangi besarnya kuat tekan beton yang disyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) tersebut diatas. Dari penelitian ini, diperoleh data bahwa para pekerja bangunan (buruh dan tukang) belum memahami dengan baik bagaimana memproduksi beton yang benar dan berkualitas, terutama bila dilihat dari penanganan material dan komposisi campuran termasuk penggunaan air. Akibatnya mutu beton yang dihasilkan dari ketiga proyek tersebut tidak mencapai target kuat tekan beton (f?c) pada daerah gempa dan hanya mencapai 70% nilai kuat tekan beton seperti diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2847-2002 pasal 21.3.1. Apabila dihubungkan dengan variasi mutu beton dari data kuat tekan beton pada proyek-proyek yang diteliti, diperoleh hasil bahwa standar deviasi terbesar terjadi selama masa pengadukan adonan beton (batch to batch variation) sehingga dapat disimpulkan bahwa deviasi mutu beton produksi masyarakat sangat dipengaruhi atau disumbangkan oleh variasi bahan dan komposisi campuran yang dikerjakan. 
Institution Info

Universitas Katolik Widya Mandira Kupang