Abstract :
Dunia industri Batam saat ini berkembang sangat cepat dikarenakan perkembangan
teknologi yang mana menyebabkan banyaknya perusahaan baru yang muncul
sebagai pesaing tanpa diimbangi dengan tingginya permintaan konsumen. Untuk
mendapatkan hasil kualitas produk yang baik salah satunya dipengaruhi oleh aliran
proses dan tata letak fasilitas proses produksi karena perencanaan dan pengaturan
tata letak pabrik merupakan suatu landasan utama dalam dunia industri. Banyak
permasalahan yang terjadi disebabkan oleh tata letak yang kurang baik seperti
kerugian ongkos material handling dan waktu proses produksi. Hal ini terjadi di PT
Cycraft Technology Indonesia dimana tata letak stasiun kerja belum
memperhitungkan derajat kedekatan aliran proses produk yang menyebabkan
terjadinya aliran bolak-balik, jarak tempuh material handling jauh yang berimbas
pada ongkos material handling menjadi besar dan pemborosan waktu produksi.
sehinga perlu dilakukan perancangan ulang tata letak baru guna mengatur ulang
aliran lalulintas matrial yang sesuai dengan aliran produk. Untuk memperbaiki tata
letak stasiun kerja semua faislitas departemen penelitian ini mengunakan metode
From to Chart, Acivity Relationship Chart (ARC) yang diaplikasikan dengan
algoritma Blocplan. Hasil penelitian dengan mengunakan 5 alternative
perbandingan algoritma Blocplan didapatkan layout terbaik yaitu berada pada
layout nomor 2, yaitu nilai adj-scor 0.93-1, rel-dist 86-1 dan scores 317-1, Pada
layout awal yang digunakan saat ini total momem perpindahan material handling
sebesar 257,040 meter per tahun dan biaya OMH sebesar Rp 98,960,400 per tahun,
Pada rancangan layout baru didapatkan total momen 158,628 meter per tahun dan
biaya OMH sebesar Rp 60,656,904 per tahun. Sehingga penurunan jarak tempuh
material handling sebesar 98,4128 meter per tahun dan menurunkan biaya OMH
Rp 38,303,496 per tahun atau sama dengan lebih efektif sebesar 38,28% perbaikan
layout dalam peletakan fasilitas stasiun kerja sangat diperlukan oleh di PT Cycraft
Technology Indonesia untuk mengurangi biaya ongkos material handling.