SISTEM INFORMASI SEBARAN COFFEE SHOP SEBAGAI DAYA TARIK WISATA KULINER DI KAWASAN DAGO
Total View This Week0
Total View This Week0
Institusion
Universitas Pendidikan Indonesia
Author
Qisti Fadilah, -
Subject
GV Recreation Leisure
Datestamp
2023-08-31 13:41:57
Abstract :
Kawasan Dago merupakan salah satu kawasan di Kota Bandung dengan perkembangan wisata kuliner yang pesat khususnya wisata kopi atau coffee shop. Namun, belum tersedianya sistem informasi yang memuat coffee shop di Kawasan Dago dengan lengkap untuk memudahkan wisatawan berkunjung. Penelitian ini memiliki luaran berupa sistem informasi dengan tujuan penelitian diantaranya (1) mengetahui wisata kopi di Kawasan Dago, (2) mengetahui sistem teknologi informasi coffee shop di Kawasan Dago yang tersedia, (3) Mengetahui sistem teknologi informasi coffee shop di Kawasan Dago yang dapat menarik minat wisatawan, (4) Mengetahui prototype sistem teknologi informasi coffee shop di Kawasan Dago. Desain penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif research & development. Prosedur pengembangan yang digunakan adalah ADDIE dengan lima fase diantaranya analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi, kemudian pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, studi dokumentasi, dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini diantaranya wisata kopi di Kawasan Dago padat ditandai dengan lima puluh coffee shop. Kualitas akses, fasilitas, dan pelayanan tambahan yang tersedia di Kawasan Dago Bawah sudah baik. Kemudian, sistem informasi coffee shop di Kawasan Dago saat ini hanya media sosial masing-masing coffee shop dengan sebagian besar menggunakan Instagram sebagai platformnya. Kemudian, informasi yang ingin diakses oleh wisatawan dalam sistem informasi yang penulis kembangkan diantaranya jam operasional, alamat, sosial media, menu, review, foto makanan dan coffee shop, dan peta sebaran. Selain itu, sistem informasi yang dikembangkan berbentuk website karena memudahkan wisatawan dalam hal penggunaan dan akses. The Dago area in Bandung City experienced swift growth in culinary tourism, especially in the coffee shop sector. However, a comprehensive information system listing coffee shops in the Dago area was lacking, creating difficulties for tourists. This study aimed to create an information system with research objectives: (1) identifying coffee tourism in Dago, (2) understanding the available information technology systems in Dago's coffee shops, (3) determining the appealing information technology systems in Dago's coffee shops for tourists, and (4) developing a prototype of the information technology system for Dago's coffee shops. The research employed a qualitative method within a research and development approach. It followed the ADDIE framework, encompassing five phases: analysis, design, development, implementation, and evaluation. Data collection involved observations, interviews, questionnaires, documentary studies, and literature review. Findings indicated thriving coffee tourism in Dago with fifty coffee shops. Access, facilities, and additional services in the Lower Dago area were already satisfactory. Currently, coffee shops relied mainly on their individual presence on social media, particularly Instagram. Tourists sought various information through the developed information system, including operating hours, addresses, social media links, menus, reviews, food and coffee shop photos, and distribution maps. The resulting system was a user-friendly website, enhancing ease of access for tourists.
Kawasan Dago merupakan salah satu kawasan di Kota Bandung dengan perkembangan wisata kuliner yang pesat khususnya wisata kopi atau coffee shop. Namun, belum tersedianya sistem informasi yang memuat coffee shop di Kawasan Dago dengan lengkap untuk memudahkan wisatawan berkunjung. Penelitian ini memiliki luaran berupa sistem informasi dengan tujuan penelitian diantaranya (1) mengetahui wisata kopi di Kawasan Dago, (2) mengetahui sistem teknologi informasi coffee shop di Kawasan Dago yang tersedia, (3) Mengetahui sistem teknologi informasi coffee shop di Kawasan Dago yang dapat menarik minat wisatawan, (4) Mengetahui prototype sistem teknologi informasi coffee shop di Kawasan Dago. Desain penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif research & development. Prosedur pengembangan yang digunakan adalah ADDIE dengan lima fase diantaranya analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi, kemudian pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, studi dokumentasi, dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini diantaranya wisata kopi di Kawasan Dago padat ditandai dengan lima puluh coffee shop. Kualitas akses, fasilitas, dan pelayanan tambahan yang tersedia di Kawasan Dago Bawah sudah baik. Kemudian, sistem informasi coffee shop di Kawasan Dago saat ini hanya media sosial masing-masing coffee shop dengan sebagian besar menggunakan Instagram sebagai platformnya. Kemudian, informasi yang ingin diakses oleh wisatawan dalam sistem informasi yang penulis kembangkan diantaranya jam operasional, alamat, sosial media, menu, review, foto makanan dan coffee shop, dan peta sebaran. Selain itu, sistem informasi yang dikembangkan berbentuk website karena memudahkan wisatawan dalam hal penggunaan dan akses. The Dago area in Bandung City experienced swift growth in culinary tourism, especially in the coffee shop sector. However, a comprehensive information system listing coffee shops in the Dago area was lacking, creating difficulties for tourists. This study aimed to create an information system with research objectives: (1) identifying coffee tourism in Dago, (2) understanding the available information technology systems in Dago's coffee shops, (3) determining the appealing information technology systems in Dago's coffee shops for tourists, and (4) developing a prototype of the information technology system for Dago's coffee shops. The research employed a qualitative method within a research and development approach. It followed the ADDIE framework, encompassing five phases: analysis, design, development, implementation, and evaluation. Data collection involved observations, interviews, questionnaires, documentary studies, and literature review. Findings indicated thriving coffee tourism in Dago with fifty coffee shops. Access, facilities, and additional services in the Lower Dago area were already satisfactory. Currently, coffee shops relied mainly on their individual presence on social media, particularly Instagram. Tourists sought various information through the developed information system, including operating hours, addresses, social media links, menus, reviews, food and coffee shop photos, and distribution maps. The resulting system was a user-friendly website, enhancing ease of access for tourists.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
