DETAIL DOCUMENT
PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA PT. KUTAI TIMBER INDONESIA DIVISI PRODUKSI 1
Total View This Week0
Institusion
Universitas Panca Marga
Author
BURIWAN,
Subject
Fakultas Teknik 
Datestamp
2020-02-10 03:34:40 
Abstract :
PT. Kutai Timber Indonesia (PT. KTI) Probolinggo merupakan salah satu perusahaan kayu lapis terbesar yang ada di Indonesia, divisi P1 merupakan divisi untuk memproduksi Plywood (kayu lapis). PT. KTI Probolinggo Divisi P1 masih memiliki masalah dalam kualitas produk, permasalahan yang sering terjadi adalah ditemukannya produk cacat. Lean six sigma merupakan kombinasi antara konsep lean dan six sigma untuk mengidentifikasi dan menghilangkan waste, serta meningkatkan kualitas produk sehingga hanya memproduksi 3,4 produk cacat setiap satu juta produksi. Tahapan pada penelitian ini menggunakan tahap define, measure, analyze, improve, dan control (DMAIC). (Gaspersz, 2007). Pada tahap define, dari sembilan waste yang di identifikasi, ditemukan 2 waste yang paling berpengaruh terhadap kualitas produk plywood antara lain Defect, dan Excess processing proses putty. Perusahaan memiliki tingkat sigma 3,497 dengan nilai DPMO 22.876. Identifikasi CTQ di dapatkan jenis cacat kritis adalah tidak rata, ukuran tidak sesuai, dan pecah. Hasil diagram pareto menunjukkan 80% waste defect yang terjadi pada produksi plywood didominasi oleh 2 jenis defect yaitu, tidak rata (49,53%), dan ukuran tidak sesuai (34,64%). Berdasarkan cause and effect diagram, dari 2 waste defect yang menjadi fokus perbaikan, terdapat 5 faktor yang mempengaruhi terjadinya produk cacat yaitu, manusia, mesin, material, metode, dan lingkungan. Pada waste excess processing proses putty terdapat 3 faktor yang mempengaruhi yaitu, manusia, material, metode. Hasil FMEA dari ke dua waste defect dan waste excess processing, terdapat 13 faktor penyebab kegagalan, penyebab kegagalan yang mempunyai RPN terbesar pada masing-masing waste adalah, permukaan plywood berlubang (Waste Defect Tidak Rata), Ukuran Core Tidak sesuai (Waste Defect Ukuran Tidak Sesuai), dan putty kurang (Waste Excess Processing Proses Putty). Usulan perbaikan menyesuaikan dengan hasil FMEA, dimana prorioritas utama perbaikan di tentukan dengan nilai RPN tertinggi hingga terendah pada masing-masing waste. 
Institution Info

Universitas Panca Marga