Institusion
Universitas Palangka Raya
Author
KRISDAYANTI, ADA115177
Dr. ABD. RAHMAN AZAHARI, M.Pd, 196309061988031002
Drs. DARSAN BAGUS, M.Pd, 195802141986021001
Subject
DA Great Britain
Datestamp
2020-01-21 04:39:41
Abstract :
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya ketika melaksanakan PPL-2 di SDN-8 Palangka Kota Palangka Raya, Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode yang kurang bervariasi guru lebih banyak menggunakan metode ceramah saja tidak menggunakan alat peraga sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan dari guru saja. Hal ini diduga salah satu penyebab siswa kurang tertarik belajar yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini terungkap dari data siswa hasil tes tentang materi hewan dan tumbuhan di lingkungan rumahkun, dari 20 siswa, yang telah berhasil mencapai KKM hanya 7 siswa (35 %) sisanya 13 siswa (65%) masih di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 65.
Tujuannya Untuk meningkatkan hasil belajar materi Materi Peduli Terhadap Makhluk Hidup melalui penerapan model Snowball Throwing siwa Kelas IV SDN-8 Palangka Kota Palangka Raya Tahun Pelajaran 2019. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN-8 Palangka Kota Palangka Raya Tahun Pelajaran 2019 dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Berdasarkan jenis pekerjaan orang tua siswa Kelas IV SDN-8 Palangka Kota Palangka Raya Tahun Pelajaran 2019 sebagian besar didominasi bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pedagang.
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada siklus pertama dan kedua dapat ditarik kesimpulan Penerapan model pembelajaran snowball throwing pada materi hewan dan tumbuhan di lingkungan rumahku pada siswa kelas IV SDN-8 Palangka Kota Palangka Raya tahun pelajaran 2019, terbukti dapat meningkatkan hasil dan ketuntasan belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan rata-rata hasil belajar dari 59,00 pada studi awal menjadi 67,00 pada siklus pertama, dan menjadi 77,00 pada akhir siklus kedua, dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 7 orang siswa (35,00%) pada studi awal, menjadi 65,00% atau 13 siswa pada siklus pertama, meningkat lagi menjadi 95% atau 19 siswa pada siklus kedua. Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semua indikator kriteria keberhasilan telah tercapai, sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan selesai dan berhasil pada siklus kedua.