Abstract :
Dalam pendidikan matematika di sekolah, peneliti mengamati bahwa pelajaran matematika saat ini masih menggunakan pembelajaran langsung yang menjadikan siswa bosan dan kurang memperhatikan guru. Sehingga, terdapat
siswa yang memperhatikan guru namun jika guru memberikan soal yang berbeda dari contoh sebelumnya yang diberikan guru, siswa tersebut kebingungan untuk menjawabnya. Hal tersebut disebabkan kurangnya motivasi belajar dan
kemampuan pemahaman matematis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan pemahaman matematis siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada
siswa kelas X IPA 1 SMAK St. Bonaventura Madiun. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1 SMAK St. Bonaventura Madiun dengan jumlah 21 siswa.
Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) persentase jumlah siswa minimal berada pada kategori tinggi untuk motivasi belajar matematika siklus I sebesar 47,61% dan pada siklus II sebesar 80% , hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar matematika mengalami peningkatan dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan; (2) persentase siswa yang tuntas dalam tes kemampuan pemahaman matematis pada siklus I sebesar 45% dan pada siklus II sebesar 53,63%, hal ini menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan pemahaman matematis mengalami peningkatan namun belum
mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan; (3)skor rata-rata total hasil obsever KBM pada siklus I sebesar 2,42 dengan kategori cukup baik dan pada siklus II sebesar 3,23 dengan kategori baik, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match mengalami peningkatan dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan; (4) upaya yang sudah dilakukan yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar peneliti memberikan reward bagi siswa yang aktif menjawab soal, untuk meningkatkan KBM yang belum dilakukan dengan maksimal, peneliti memberikan punishment kepada siswa yang mengganggu dalam KBM serta untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa, peneliti menuntun dan mengarahkan siswa untuk mengemukakan ide dalam penyelesaian masalah matematika dengan jelas, rinci dan runtut. Sehingga siswa mampu menemukan pemahaman sendiri dari materi yang sudah dijelaskan guru.