Abstract :
Kesenian musik tradisional sangatlah penting untuk
dilestarikan dan dikembangkan keberadaanya. Pada paguyuban
kesenian musik Tong-tong Singo Barong diharapkan mampu
melakukan pencatatan laporan keuangan yang baik, agar mampu
melakukan penilaian aset, penentuan laba, dan menghasilkan kinerja
paguyuban yang baik. Tetapi pada kenyataannya paguyuban Singo
Barong belum mampu menerapkan pengelolaan keuangan yang sesuai
dengan standar dan hanya melakukan setiap aktivitasnya dengan
ingatan pikiran saja, sehingga berdampak pada pendapatan, dimana
biaya pengeluaran dan pemasukan tidak diperhitungkan secara
maksimal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode Fenomenologi. Dimana melakukan 1 informan kunci yaitu
Bapak Karim pemilik Paguyuban Singo Barong.
Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa model Akuntansi
pengelolaan keuangan yang diterapkan Bapak Karim Pemilik
Paguyuban Singo Barong adalah model pengelolaan keuangan
Cashflow karena dalam pengelolaan keuangan Cashflow antara modal
atau biaya yang dikeluarkan bisa terpantau dengan baik. Ada tiga hal
penerapan akuntansi yang ada dalam paguyuban Singo Barong yaitu
pertama?sistem akuntansi ingatan? yaitu proses akuntansi yang ada
didalam pikiran dan bayangan setiap orang tanpa melakukan proses
pencatatan. Yang kedua yaitu ?sistem akuntansi Tuhan? yaitu
meyakini Tuhan YME yang mengatur segala rezeki pada setiap
umatnya. temuan yang ketiga yaitu?hoby bukan orientasi
bisnis?.Dimana pemilik tidak berambisi bahwasanya lebih
mengutamakan kesenangan, tanpa melihat peluang bisnis yang ada.
Kata Kunci : Akuntansi Kesenian, Pengelolaan Keuangan, Model Akuntansi