Abstract :
Dari masalah yang dilihat peneliti pada objek penelitian meliputi; adanya perbedaan
tingkat intensitas penerangan lampu antar ruang pada kondisi eksisting Bangunan Gedung
Rektorat Universitas Wiraraja Sumenep serta kurang stabilnya suhu di luar dan di dalam ruang
kerja maka timbul suatu inisiatif bagi peneliti untuk mengadakan suatu riset penelitian pada
suatu ruang kerja karyawan yang ada dibangunan Gedung Rektorat Universitas Wiraraja
Sumenep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem utilitas penerangan lampu dan AC
(Air Conditioner) serta kapasitas yang dibutuhkan pada ruang yang ada di Bangunan Gedung
Rektorat Universitas Wiraraja Sumenep tergantung dari fungsi ruangan.
Adapun Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, dimana
dari analisa perhitungan melalui pengujian suatu ruang bangunan yang ada di Gedung Rektorat
Universitas Wiraraja Sumenep maka dapat diketahui serta direncanakan kapasitas penerangan
pada lampu dan penghawaan AC (Air Conditioner) yang dibutuhkan pada suatu ruang,
tergantung dari kondisi fungsi ruangan itu sendiri. Melalui tindakan metode observasi pada objek
penelitian, peneliti dapat mengatur dan merencanakan kondisi penerangan lampu dan
penghawaan AC pada ruangan yang sangat dibutuhkan oleh penghuni sehingga akan timbul
suatu kenyamanan dan kesejukan pada ruangan.
Hasil analisa perhitungan sebelum tindakan perencanaan dilakukan oleh peneliti
menunjukkan setiap ruang yang ada di Bangunan Gedung Rektorat Universitas Wiraraja
Sumenep mayoritas belum memenuhi standarisasi yang telah ditetapkan, hal tersebut dapat
diketahui dari besarnya intensitas penerangan yang ditetapkan oleh standarisasi tata cara sistem
pencahayaan yang mengacu pada SNI. Dimana luas permukaan ruang kerja 12 m2 hanya terdapat
1 titik lampu dengan kapasitas lumenisasi sebesar 1100 lumen sedangkan tingkat penerangan
yang mengacu pada standarisasi untuk ruang kerja sebesar 350 lux. Setelah dianalisa intensitas
penerangan belum memenuhi standarisasi yaitu dibawah 350 lux. Begitu pula untuk penghawaan
AC hanya beberapa ruang yang memenuhi standarisasi sedangkan yang lainnya perlu adanya
penambahan daya lumenisasi pada lampu dan daya air conditioner . Hal tersebut juga dialami
pada sistem penerangan lampu untuk mengoptimalkan besarnya penerangan yang dibutuhkan
kapasitas lampu dan AC pada kondisi eksisting. Disini fungsi ruang sangat mempengaruhi
besarnya tingkat penerangan. Semakin besar luas permukaan dan tingkat intensitas penerangan
yang telah ditetapkan maka semakin besar lumenitas yang dibutuhkan sehingga semakin besar
kapasitas lampu yang digunakan dalam sistem utilitas penerangan suatu ruang pada objek
penelitian. Begitu juga sebaliknya pada sistem utilitas penghawaan AC.
Kata kunci: Sistem Utilitas, Pencahayaan Lampu, Penghawaan AC, Lux.