Institusion
Universitas Ngudi Waluyo
Author
Alinda Muslimah, Rema
Sunnah, Istianatus
Dyahariesti, Niken
Subject
RS Pharmacy and materia medica
Datestamp
2020-10-14 03:14:31
Abstract :
Latar Belakang : Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi, terutama menyerang saluran pencernaan. Antibiotik merupakan
golongan obat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit infeksi salah
satunya adalah penyakit demam tifoid. Penggunaan antibiotik dengan biaya yang
relatif tinggi belum tentu bisa menjamin efektifitas biaya perawatan pasien.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis biaya pengobatan
pasien demam tifoid serta menghitung perbandingan efektivitas hasil terapi dan
efektivitas biaya antara penggunaan beberapa alternatif antibiotik untuk terapi
pasien demam tifoid menggunakan perhitungan ACER dan ICER sehingga dapat
diketahui terapi antibiotik yang paling cost-effectiveness.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan
pengambilan data dilakukan secara retrospektif, menggunakan data sekunder
berupa rekam medik dengan desain cross sectional dari penggunaan antibiotik
seftriakson dan non-seftriakson pada pasien demam tifoid yang menjalani rawat
inap di Rumah Sakit. Analisis antibiotik menggunakan metode ACER dan ICER
untuk menilai efektivitas terapi.
Hasil : Berdasarkan nilai ACER menunjukkan bahwa seftriakson memiliki biaya
yang rendah dengan efektivitas yang tinggi berdasarkan lama rawat inap dan
hilangnya demam. Rata-rata lama rawat inap untuk antibiotik seftriakson adalah 2-
5 hari atau <7 hari, dan nilai ACER Rp. 61.796,06 / hari sampai Rp.1.303.603/ hari.
Hasil ini menunjukkan seftriakson lebih cost-effectiveness dibandingkan antibiotik
non-seftriakson.
Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seftriakson lebih hemat
biaya daripada antibiotik non-seftriakson.
Kata Kunci : Analisis efektivitas biaya, Demam tifoid, hari rawat inap,
Seftriakson, Non-seftriakson
Kepustakaan : 28 (2006-2019)