Institusion
Universitas Ngudi Waluyo
Author
Prasetya Utama, Willy
Susilo, Jatmiko
Minarsih, Tri
Subject
RS Pharmacy and materia medica
Datestamp
2020-10-22 06:33:49
Abstract :
Hepatotoksisitas merupakan gangguan hati akibat induksi obat
menjadi penyebab utama pada sebagian kasus gagal hati dan transplantasi hati.
Manifestasi kerusakan ini dapat dilihat dari peningkatan nilai atau kadar SGOT
(serum glutamic oxaloacetic transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic
Transaminase).
Tujuan: Untuk mengetahui zat aktif, mekanisme zat aktif yang dapat
menyebabkan kerusakan hati
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah review artikel. Data yang
didapatkan berasal dari data sekunder yang diperoleh dari artikel hasil penelitian
yang dipublikasikan di jurnal nasional dan internasional terindeks.
Hasil: Senyawa etanol mampu menyebabkan perlemakan hati pada sel hepar
tikus. Kadmium dan merkuri mampu menginduksi kerusakan sel-sel hati akibat
stres oksidatif menyebabkan kelainan fungsi enzim plasma tertentu seperti LDH,
ALAT, ASAT dan ALP. menginduksi proinflamasi dan apoptosis pada sel hati,
meningkatkan peroksidasi lipis dan malonaldehid dimetabolisme oleh enzim yang
ada di hati, terutama sitokrom P450. NAPQI memiliki efek toksik jika digunakan
dalam jangka waktu yang lama dan tanpa memperhatikan aturan pakai serta dosis,
utamanya adalah hepatotoksik. Efek toksik ini terjadi akibat terbentuknya
metabolit parasetamol dari proses oksidasi N-hidroksilasi yang dibantu oleh
enzim sitokrom P450 pada hati. M3G dan M6G bersifat toksik dan menyeybabkan
kerusakan pada jaringan ekskresi sebagai aktivitas opioid. Acrolein merupakan
metabolit yang berbahaya, sehingga hati melakukan detoksifikasi melalui
mekanisme detoksifikasi endogen sampai habis
Kesimpulan: Senyawa penginduksi seperti parasetamol, kodein, siklophospamid,
etanol, kadmium dan merkuri mampu menyebabkan ketoksikan pada hati.
Mekanisme ketoksikan beberapa senyawa hapir sama baik pada tikus, mencit
maupun kelinci, yaitu membentuk spesies oksigen reaktif