Institusion
Universitas Ngudi Waluyo
Author
Elmianto, Agus
Susilo, Eko
Rosalina, Rosalina
Subject
RT Nursing
Datestamp
2020-11-09 02:32:05
Abstract :
Latar Belakang: Stunting merupakan sesuatu kondisi kekurangan gizi kronis yang
terjadi pada periode kritis dari proses tumbuh kembang mulai janin. Stunting
didefinisikan sebagai kondisi anak dimana tinggi badan menurut umur berada
dibawah -2 standar deviasi dari standar median WHO.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor budaya
orangtua dengan kejadian stunting pada balita usia 12-59 bulan di Desa Ketapang
Kecamatan Susukan.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan meta analisis dengan merangkum
berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Artikel yang dianalisis berjumlah 5
jurnal yang terdiri dari 3 jurnal indonesia dan 2 jurnal international.
Hasil: Dari lima artikel, ada dua artikel yang secara spesifik membahas tentang
faktor budaya yaitu artikel Nurbiah, dkk (2019) dengan hasil faktor budaya berupa
tabu makanan dan pemberian makanan prelaktal pada bayi baru lahir yang menjadi
penyebab stunting dan penelitian Rizky Kurnia Illahi dan Lailatul Muniroh (2015)
dengan hasil faktor budaya berupa pantangan makan cumi-cumi dan ikan pari, serta
pantangan makan makanan yang dianggap bersifat panas yang menjadi penyebab
terjadinya stunting.
Kesimpulan : Berdasarkan ulasan artikel maupun jurnal yang penulis paparkan,
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara faktor budaya orangtua dengan
kejadian stunting pada balita usia 12-59 bulan.
Saran: Diharapkan bagi orangtua agar lebih memperhatikan nutrisi yang
dibutuhkan oleh anak terlepas dari budaya yang ada di masyarakat, sehingga dapat
mencegah terjadinya stunting.
Kata Kunci : Stunting, Faktor Budaya
Kepustakaan : 25 (2005-2019)