Abstract :
Masa transisi berawal biasanya mulai dari usia 12 -19 tahun.
Berdasarkan KPAI kenakalan remaja di Indonesia telah tercatat sebanyak 4.885
kasus pada tahun 2018. Pola asuh orang tua yang dapat menyebabkan kenakalan
remaja adalah pola asuh otoriter (orangtua cenderung menghukum anak), pola
asuh permisif (orangtua cenderung memanjakan anaknya) dan pola asuh
uninvolved (orangtua cenderung tidak peduli pada anaknya). Tujuan penelitian ini
yaitu untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan kenakalan
remaja
Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Dan teknik pengambilan sampel menggunakan
Accidental Sampling dengan responden sebanyak 60 responden dengan populasi
terjangkaunya 150 responden. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner pola
asuh orangtua dan kuesioner kenakalan remaja. Analisa data dengan
menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji
korelasi Spearman?s Rho.
Hasil : Berdasarkan hasil analisis univariat didapatkan bahwa tingkat kenakalan
tinggi sebanyak 73,3% dengan jenis kenakalan sosial yang tidak menimbulkan
korban sebanyak 73,3% dan tipe pola asuh orangtua otoriter sebanyak 35%. Hasil
analisis bivariat didapatkan nilai p value 0,000 < ? = 0,01 dan nilai r -0,530. Hal
ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan
kenakalan remaja.
Simpulan : Pola asuh orangtua dapat mempengaruhi kenakalan remaja. Saran
untuk orang tua dan remaja dapat berdiskusi dalam menyampaikan
keluhan/masalah dan tetap menjaga komunikasi yang terbuka antara remaja dan
orang tua sehingga kenakalan remaja menurun.