DETAIL DOCUMENT
KAJIAN POTENSI PERBANDINGAN BAGIAN TANAMAN SUKUN (Artocarpus altilis) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN BERBAGAI MACAM PELARUT MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-Diphenyl-2-picryl- hydrazyl)
Total View This Week0
Institusion
Universitas Ngudi Waluyo
Author
Akyun, Qurrati
Aprilliana, Melati
Lestari Indrayati, Lyna
Subject
RS Pharmacy and materia medica 
Datestamp
2021-09-06 03:40:53 
Abstract :
Latar Belakang: Tanaman sukun (Artocarpus altilis) merupakan tanaman yang telah digunakan secara empiris. Flavonoid dan fenolik adalah metabolit sekunder dari tanaman sukun yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Pada penelitian ini bertujuan mengetahui pelarut yang efektif untuk menarik senyawa pada tanaman sukun dan mengetahui bagian tanaman sukun yang memiliki aktivitas antioksidan paling baik. Metode : Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode non eksperimental menggunakan literatur review dari beberapa jurnal. Sampel yang digunakan adalah sampel yang diambil dari beberapa bagian tanaman sukun. Metode ekstraksi yang digunakan dalam literature review ini adalah metode maserasi dan dekokta, sedangkan pelarut yang digunakan yaitu air, metanol, etanol 96%, etil asetat dan hexana. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil : Ekstrak dari berbagai bagian tanaman sukun (Artocarpus altilis) memiliki aktivitas antioksidan. Hasil rendemen tertinggi dari perbandingan pelarut ekstrak daun sukun antara metanol, etil asetat, dan hexane yaitu menggunakn pelarut methanol dengan nilai 20,6%. Nilai TFC (total flavonoid content) dan TPC (total phenolic content) tertinggi terdapat pada daun sukun yaitu 351,592 mg GAE/100g dan 1667,5 mg GAE/100g. Hasil IC 50 pada jurnal 1 antara daun, buah, dan kulit buah sukun paling baik adalah pada daun sukun dengan nilai sekitar 110 ppm, pada jurnal 4 antara daun, kulit batang kayu dan buah sukun paling baik adalah pada buah sukun dengan nilai 66 ppm, % inhibisi tertinggi dari perbandingan pelarut ekstrak daun sukun antara metanol, etil asetat, dan hexane yaitu menggunakn pelarut methanol dengan nilai % inhibisi sebanyak 91,0 %. Kesimpulan : Pelarut yang efektif untuk menarik metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antioksidan yaitu flavonoid dan fenolik pada tanaman sukun (Artocarpus altilis) adalah pelarut polar seperti air, methanol, dan etanol. Bagian tanaman sukun (Artocarpus altilis) yang memiliki aktivitas antioksidan dengan paling baik dengan menggunakan metode DPPH adalah pada daun dan buah. 4 Kata kunci : Artocarpus altilis, Antioxidan, DPPH 
Institution Info

Universitas Ngudi Waluyo