Institusion
Universitas Ngudi Waluyo
Author
Nandya Primadhani, Asyifa
Subject
RS Pharmacy and materia medica
Datestamp
2024-10-28 01:45:00
Abstract :
Daun singkong memiliki kandungan metabolit sekunder
alkaloid, flavonoid, tanin, saponin yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri.
Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh aktivitas antibakteri
ekstrak etanol 96% dan n-heksan daun singkong dalam menghambat bakteri
Staphylococcus aureus.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental yang diawali
ekstraksi menggunakan metode refluks dengan pelarut etanol 96% dan n-heksan,
ekstrak dibuat dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%. Kontrol positif menggunakan
disk amoksisilin, kontrol negatif menggunakan DMSO. Uji antibakteri
menggunakan metode difusi cakram. Data diuji menggunakan SPSS dengan uji
Kruskall Wallis dan uji Mann Whitney.
Hasil: Pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan ekstrak daun singkong
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak
etanol konsentrasi 5%; 10%; 15% memiliki rerata zona hambat sebesar 0 mm.
Sedangkan ekstrak n-heksan memiliki rerata zona hambat dengan konsentrasi 5%;
10%; 15% sebesar 1,79 mm; 2,918 mm; 3,016 mm. Aktivitas antibakteri berasal
dari aktivitas senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin dalam ekstrak daun
singkong. Ekstrak daun singkong memiliki daya hambat lebih kecil dibanding
amoksisilin yang memiliki rerata zona hambat sebesar 0,7 mm dan 3,325 mm.
Hasil uji SPSS menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antar
kelompok perlakuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus.
Kesimpulan: Tidak ada perbedaan signifikan terhadap aktivitas antibakteri daun
singkong ekstrak etanol dan n-heksan terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Pelarut yang memiliki aktivitas antibakteri paling baik pada ekstrak daun
singkong yaitu pelarut n-heksan dengan konsentrasi 15% yang memiliki
reratazona hambat sebesar 3,016 mm sehingga termasuk kategori lemah.