Abstract :
Daun kersen dan serai wangi mengandung metabolit sekunder
yang diduga memiliki aktivitas antibakteri, terhadap Staphylococcus epidermidis
yang merupakan bakteri penyebab infeksi pada manusia. Tujuan penelitian untuk
menganalisis aktivitas antibakteri ekstrak tunggal dan kombinasi ekstrak daun
kersen dan serai wangi terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan ekstraksi
maserasi pelarut etanol 96%, ekstrak tunggal daun kersen dan serai wangi serta
kombinasi perbandingan 1:1, 1:2, dan 2:1. Ekstrak dibuat pada konsentrasi 5%,
10%, 15%, 20% dan 25%. Kontrol positif menggunakan disk doksisiklin dan
kontrol negatif DMSO. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi
cakram. Analisis data menggunakan spss versi 24.
Hasil: Metabolit sekunder ekstrak daun kersen dan serai wangi yaitu flavonoid,
saponin, tanin dan alkaloid. Zona hambat rata-rata ekstrak tunggal daun kersen
dan serai wangi serta kombinasi 1:1, 1:2, dan 2:1 terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis konsentrasi 5% secara berturut-turut adalah 4,63 mm; 3,20 mm; 4,99
mm; 5,00 mm; 6,27 mm. Konsentrasi 10% 6,36 mm; 3,89 mm; 6,25 mm; 6,27
mm; 7,37 mm. Konsentrasi 15% 7,26 mm; 4,85 mm; 7,16 mm; 6,78 mm; 7,64
mm. Konsentrasi 20% 9,03 mm; 5,57 mm; 8,47 mm; 7,63 mm; 8,56 mm.
Konsentrasi 25% 10,37 mm; 6,93 mm; 9,72 mm; 9,06 mm; 11,32 mm. Hasil uji
SPSS dengan uji posh hoc, ekstrak tunggal dan kombinasi yaitu nilai p-value
<0,05 artinya terdapat perbedaan signifikan pada konsentrasi 5% sampai 25%
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis.
Kesimpulan: Potensi ekstrak daun kersen terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis adalah pada konsentrasi 5% sampai 25% lemah sampai sedang.
Potensi ekstrak serai wangi terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis adalah
pada konsentrasi 5% sampai 25% lemah sampai sedang. Kombinasi ekstrak daun
kersen dan serai wangi yang optimum adalah 2:1.