Institusion
Universitas Ngudi Waluyo
Author
Isyaroh Widyakusuma, Anissa
Subject
RS Pharmacy and materia medica
Datestamp
2024-10-31 03:43:32
Abstract :
Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi yang dibebabkan
oleh bakteri gram negative Salmonella typhi yang pengobatan utamanya
menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik dengan biaya yang relatif tinggi
belum tentu dapat menjamin efektifitas perawatan pada pasien. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui terapi antibiotik yang lebih cost-effective dengan cost-
effectiveness analysis (CEA) bagi pasien demam tifoid usia 15-65 tahun di
instalasi rawat inap RSUD dr. Gondo Suwarno Ungaran tahun 2023.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental menggunakan
rancangan penelitian deskriptif dengan data sekunder berupa rekam medis dan
bukti pembayaran pengobatan. Penelitian ini menggunakan metode total sampling
yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 95 sampel. Efektifitas terapi
diukur menggunakan lama rawat inap. Data disajikan dalam bentuk tabel pada
lembar pengumpulan data dan dilakukan perhitungan menggunakan rumus ACER
dan Microsoft excel (Hazimah et al., 2019)
Hasil : Peneitian didapatkan hasil (81%) perempuan dan laki ? laki (19%) Usia
tertinggi 25-44 (57%), jenis antibiotik cefixime (56%), dan LOS tersingkat 3,77
hari. Biaya medis langsung meliputi biaya antibiotik, biaya perawatan (Biaya obat
lain dan alat kesehatan), biaya kamar, biaya laboratorium dan biaya visit dokter.
Antibiotik Cefixime memiliki efektifitas terapi yang tinggi (3,99 hari) namun
memiliki biaya rendah (Rp. 1.298.870). Nilai ACER antibiotik Cefixime sebesar
Rp. 326.349,-, Levofloxacin Rp. 328.239,-, dan Ciprofloxacin sebesar Rp.
338.288,-.
Kesimpulan : Antibiotik kombinasi pasien demam tifoid di instalasi rawat inap
RSUD dr. Gondo Suwarno yang paling cost-effective yaitu Cefixime sebesar Rp.
326.349,-.