DETAIL DOCUMENT
EVALUASI KETEPATAN DOSIS ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RST BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG PERIODE JANUARI - JUNI TAHUN 2019
Total View This Week0
Institusion
Universitas Ngudi Waluyo
Author
SUSANTI WOLLA, MELANSIA
Yuswantina, Richa
Oktianti, Dian
Subject
R Medicine (General) 
Datestamp
2020-09-15 06:29:19 
Abstract :
Demam Tifoid merupakan penyakit infeksi yang pengobatannya memerlukan antibiotik.Tingginya kejadian demam tifoid anak dan kebutuhan akan antibiotik mendorong upaya untuk melakukan evaluasi tentang bagaimana ketepatan dosis antibiotik. Tujuan penelitian untuk mengetahui ketepatan dosis antibiotik pasien demam tifoid anak di instalasi rawat inap RST Bhakti Wira Tamtama Semarang. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian secara deskriptif non eksperimental, dengan pengambilan data secara retrospektif. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. kriteria inklusinya adalah anak usia 6 ? 11 tahun dengan diagnosa demam tifoid tanpa infeksi lain yang diberikan antibiotik, ekslusinya adalah pasien terdiagnosa demam tifoid yang meninggal saat pengobatan, pulang paksa maupun yang rujuk ke Rs lain. Terdapat 62 pasien yang memenuhi kriteria ini. Evaluasi ketepatan dosis berdasarkan buku pedoman Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2016 meliputi dosis obat terlalu tinggi, dosis obat terlalu rendah, pengaturan dosis kurang sering dan pengaturan dosis terlalu sering. Hasil Penelitian : hasil penelitian menunjukkan dari 62 pasien yang diteliti diketahui kejadian demam tifoid terbanyak pada perempuan (58,07%), lama perawatan 5 hari (33,88%) dengan kondisi keluar rumah sakit sembuh (100%), antibiotik yang digunakan Ceftriaxone (93,55%) dan ampicillin (6,45%), serta terdapat 13 pasien yang tidak tepat dosis dimana sebanyak 10 pasien (16,13%) mengalami underdose dan sebanyak 3 pasien (4,48%) mengalami frekuensi pemberian terlalu sering untuk seftriakson. Simpulan : berdasarkan penelitian terdapat 13 pasien yang tidak tepat dosis dimana sebanyak 10 pasien (16,13%) mengalami underdose dan sebanyak 3 pasien (4,48%) mengalami frekuensi pemberian terlalu sering untuk seftriakson. 
Institution Info

Universitas Ngudi Waluyo