DETAIL DOCUMENT
Teknologi Asap Cair Dari Limbah Kulit Durian Terhadap Kualitas Pengawetan Kayu Akasia
Total View This Week0
Institusion
Universitas Tribhuwana Tungga Dewi
Author
Kalli, YR
Anggraini, SPA
Iskandar, T
Subject
Asap Cair, Kulit Durian, kayu akasia, rayap, perendaman 
Datestamp
2022-05-19 07:22:57 
Abstract :
Untuk keperluan kayu yang semakin banyak sejalan dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk, tapi tidak sama dengan yang ada di alam khususnya kayu yang lebih awet, perlu dilakukan usaha untuk jenis-jenis kayu yang masih bermutu rendah yang penggunaannya masih sangat terbatas. Kayu ini sanagt bisa digunakan untuk bahan dasar pembuatan papan partikel. Untuk kayu pemakaiannya sering terjadi penurunan bentuk kayu akibat faktor alam yang mengendalikannya. Kulit durian dapat dibuat untuk mendapatkan asap cair dengan proses pembakaran. Untuk mendapatkan asap cair yang dipakai untuk pengawet kayu, asap cair haru proses dengan cara pemisahan. Asap cair yang diperoleh dari kulit durian dengan proses pembakaran, diperoleh nilai pH 3,8. Kadar fenol 0,017 dengan kandungan senyawa yang terdiri dari asam cuka, karbonat dan karbon juga tidak memiliki senyawa karsinogenik, maka cuka kayu dari kulit durian bisa dipakai sebagai ketahanan kayu akasia. Cuka kayu yaitu pembakaran kayu yang merupakan campuran larutan dari dispersi asap hasil pembakaran kayu. cuka kayu memiliki 400 senyawa dan mempunyai fungsi untuk menghambat pertumbuhan penyakit dan cukup aman sebagai pengawet alami. Asap cair adalah suatu hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya (Setiadi, 2013). cuka kayu dapat dipakai untuk ketahanan karena memiliki senyawa anti bakteri maka dapat dipakai untuk pengawetan kayu. Asap cair juga mengandung asam asetat dan fenol sehingga dapat dipakai untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Sutin, 2008). Untuk mengetahui dampak penggunaan asap cair konsentrasi cuka kayu dan waktu rendam daya tahan kayu akasia. parameter yang diukur yaitu daya tahan kayu akasia ( kematian rayap), hasil penelitian menunjukkan kematian rayap pada penggunaan konsentrasi 10%,waktu 4 jam dengan nilai mortalitas 840 CFU/g. 

Institution Info

Universitas Tribhuwana Tungga Dewi