Abstract :
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Berbagai tumbuhan dan hewan hidup dan berkembang biak di seluruh wilayahnya.
Salah satu kekayaan yang dimiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah
tanaman obat. Masyarakat Indonesia yang terikat kuat dengan adat istiadat dan
budaya leluhur telah sangat mengenal tanaman obat dan fungsi-fungsinya. Tanaman
obat kini tidak lagi hanya dimanfaatkan secara tradisional, namun telah
bersinggungan dengan dunia kesehatan modern (Paramitasari, 2011)
Perkembangan ekspor hasil pertanian Indonesia selama dua tahun terakhir
mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini didukung pula oleh perkembangan
ekspor tanaman obat Indonesia berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sumatera
Barat dari tahun 2010 hingga 2011 mengalami peningkatan yaitu dari 6,629
ton/tahun sampai 8,337 ton/tahun (Lampiran 1).
Daerah pemasaran tanaman obat tidak hanya di dalam negeri namun juga di
luar negeri. Daerah tujuan ekpor tanaman obat berdasarkan BPS Sumatera Barat
tahun 2007 ada 48 negara tujuan ekspor, namun ada lima negara yang pengimpor
tertinggi yaitu Taiwan, Singapura, China, Japan dan Saudi Arabia (Lampiran 2).
Banyaknya daerah tujuan ekspor tanaman obat memberikan gambaran prospek
pembudidayaan jahe yang bagus.
Tanaman obat yang menjanjikan salah satunya adalah tanaman jahe. Tanaman
Jahe merupakan salah satu tanaman rempah-rempah yang diperdagangkan di dunia.
Jahe diekspor dalam bentuk jahe segar, jahe kering, jahe segar olahan dan minyak
atsiri. Dengan semakin berkembangnya perusahaan jamu dalam negeri bahkan telah
melakukan ekspor ke mancanegara maka peluang pengembang