Dampak Terapi Diuretik terhadap Kadar Natrium dan Kalium pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik di RSUP Dr. M. Djamil Padang
Total View This Week0
Total View This Week0
Institusion
Universitas Andalas
Author
Nenry, Anita
Subject
RS Pharmacy and materia medica
Datestamp
2022-03-16 04:42:17
Abstract :
Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan kondisi dimana terjadi fibrosis yang bersifat progresif pada ginjal dalam kurun waktu tiga bulan atau lebih. Pada pasien PGK sering terjadi komplikasi ketidakseimbangan elektrolit. Selain disebabkan oleh patofisiologis perkembangan penyakit, ketidakseimbangan elektrolit pada pasien PGK juga dapat terjadi karena efek samping dari terapi obat gagal ginjal itu sendiri yaitu diuretik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosiodemografi pasien PGK, pola penggunaan obat serta untuk mengetahui dampak terapi diuretik terhadap kadar natrium dan kalium saat sebelum dan sesudah pemberian terapi diuretik pada pasien PGK yang dirawat di IRNA Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pengambilan data secara retrospektif melalui rekam medis pasien PGK didapatkan 53 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin penderita PGK paling banyak adalah laki-laki (52,8%). Kelompok usia mayoritas adalah dewasa 20-65 tahun (69,8%). Penderita PGK banyak yang tidak bekerja (30,2%). Pada pola penggunaan diuretik, paling tinggi adalah diuretik loop yaitu furosemid 77,4%, diikuti oleh penggunaan kombinasi diuretik furosemid-spironolakton 15,1% dan diuretik spironolakton 7,5%. Analisis data dampak terapi diuretik terhadap kadar natrium dan kalium menggunakan uji T berpasangan dan uji Wilcoxon. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan jumlah rata-rata yang bermakna (p>0,05) pada kadar natrium dan kalium saat sebelum dan sesudah pemberian diuretik. Namun, pada pasien PGK stadium akhir terdapat perbedaan jumlah rata-rata yang bermakna (p<0,05) dimana rata-rata kadar kalium sebelum terapi lebih tinggi dibanding rata-rata kadar kalium sesudah pemberian diuretik.
Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan kondisi dimana terjadi fibrosis yang bersifat progresif pada ginjal dalam kurun waktu tiga bulan atau lebih. Pada pasien PGK sering terjadi komplikasi ketidakseimbangan elektrolit. Selain disebabkan oleh patofisiologis perkembangan penyakit, ketidakseimbangan elektrolit pada pasien PGK juga dapat terjadi karena efek samping dari terapi obat gagal ginjal itu sendiri yaitu diuretik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosiodemografi pasien PGK, pola penggunaan obat serta untuk mengetahui dampak terapi diuretik terhadap kadar natrium dan kalium saat sebelum dan sesudah pemberian terapi diuretik pada pasien PGK yang dirawat di IRNA Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pengambilan data secara retrospektif melalui rekam medis pasien PGK didapatkan 53 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin penderita PGK paling banyak adalah laki-laki (52,8%). Kelompok usia mayoritas adalah dewasa 20-65 tahun (69,8%). Penderita PGK banyak yang tidak bekerja (30,2%). Pada pola penggunaan diuretik, paling tinggi adalah diuretik loop yaitu furosemid 77,4%, diikuti oleh penggunaan kombinasi diuretik furosemid-spironolakton 15,1% dan diuretik spironolakton 7,5%. Analisis data dampak terapi diuretik terhadap kadar natrium dan kalium menggunakan uji T berpasangan dan uji Wilcoxon. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan jumlah rata-rata yang bermakna (p>0,05) pada kadar natrium dan kalium saat sebelum dan sesudah pemberian diuretik. Namun, pada pasien PGK stadium akhir terdapat perbedaan jumlah rata-rata yang bermakna (p<0,05) dimana rata-rata kadar kalium sebelum terapi lebih tinggi dibanding rata-rata kadar kalium sesudah pemberian diuretik.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
