Abstract :
Kehamilan dengan ketuban pecah dini (KPD) masih merupakan masalah
penting dalam bidang obstetri, karena berkaitan dengan penyulit atau komplikasi
yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal.
Beberapa penelitian diluar negeri menyatakan bahwa insiden KPD terjadi 8%
pada kehamilan.
Salah satu faktor risiko KPD yaitu infeksi. C-reactive protein (CRP)
merupakan salah satu protein yang meningkat pada saat terjadi infeksi. Beberapa
studi mengusulkan penggunaan CRP sebagai salah satu parameter untuk
membantu menegakan diagnosis dini dari suatu proses infeksi subklinis pada
wanita hamil yang mengalami KPD.
Penelitian ini penelitian observasional, dengan rancangan penelitian cross
sectional. Pengumpulan data dilakukan dari bulan Juni sampai Oktober tahun
2014 di ruang Kebidanan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi dan
pemeriksaan kadar CRP dengan menggunakan metode ELISA dilakukan di
Laboratorium Klinik UPTD Balai Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Sampel
penelitian ini adalah ibu hamil aterm dengan jumlah 60 orang yang diambil
dengan Consecutive Sampling. Untuk menguji perbedaan kadar CRP dilakukan uji
parametrik yaitu uji t-test Independen.
iv
Berdasarkan hasil uji independen t-test pada karakteristik usia
menyimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna rerata usia antara kelompok
KPD dan kehamilan normal (p=0,101). Penelitian oleh Tavassoli et all, pada tahun
2010 menyatakan hasil yang serupa dengan penelitian ini. Diantara kedua
kelompok yang diteliti menghasilkan rentang usia yang tidak terlalu heterogen.
Hasil uji Mann-Whitney pada karakteristik jumlah kehamilan menyimpulkan tidak
terdapat perbedaan bermakna rerata jumlah kehamilan antara kelompok KPD dan
kehamilan normal (p=0,114). Penelitian lain oleh Newburn-cook et all, pada tahun
2005 menyatakan peningkatan risiko terjadinya KPD pada ibu hamil dengan usia
�30 tahun dengan OR (1,3-1,5).
Hasil penelitian berdasarkan rerata kadar CRP serum dengan
menggunakan uji independen t-test menunjukan terdapat perbedaan bermakna
rerata kadar CRP serum antara kelompok KPD dengan kelompok kehamilan
normal (p<0,05). Penelitian lain juga menunjukkan adanya hubungan erat antara
peningkatan serum CRP dengan timbulnya korioamnionitis secara histologi pada
ketuban pecah dini (Popowski, 2011). Namun penelitian lain mempunyai hasil
yang berbeda dengan penelitian ini, Smith et all, tahun 2012 menunnjukan tidak
terdapat perbedaan kadar CRP yang signifikan antara pasien dengan
korioamnionitis dengan pasien tanpa korioamnionitis.
Sehingga adanya beberapa penelitian yang mempunyai hasil yang berbeda
dengan teori yang ada dan hasil penelitian ini, mungkin juga disebabkan oleh
adanya keterbatasan penelitian ini. Perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan
anternatal care untuk menilai faktor resiko KPD dan mencegah komplikasi KPD
lebih lanjut dengan melakukan deteksi dini dan diagnosis yang tepat.