Abstract :
Biji sirsak merupakan salah satu hasil pertanian dan bisa dijadikan biosorben
dengan biaya yang sangat terjangkau dan tidak mahal. serta dapat bermanfaat bagi
kehidupan, apalagi di ekstraksi zat aktifnya untuk insektisida nabati sehingga sangat
bernilai ekonomis (Am Ervizal., 2011). Penggunaan insektisida sintetis menimbulkan
resistensi yang tinggi terhadap lingkungan. Sintetis konvensional insektisida
merupakan pengawasan biologi karena telah mengalami kesulitan dalam lingkungan
sehingga bio-insektisida dianggap aman dan ramah lingkungan.
Bioinsektisida merupakan bahan yang mengandung senyawa toksik yang
berfungsi untuk membunuh atau menghambat perkembangan spesies insekta.
Sifat insektisida ini aman terhadap organisme, manusia dan lingkungan karena
memiliki derajat spesifisitas yang tinggi dan relatif kecil terjadinya resistensi
atau kekebalannya pada serangga hama. Isolasi biji sirsak telah dilakukan terhadap
larva Aedes aegypti dengan menggunakan pelarut etanol, dan dikombinasikan pada
pelarut n-heksan, etil asetat dan n-butanol (Alfrits Komansilan et al., 2012). Serta
insektisida nabati yang berasal dari kombinasi antara biji sirsak dengan biji mahoni
terhadap larva Spodoptera litura memiliki mortalitas 66.67% (Muhammad Fathoni et
al., 2013). Namun insektisda dengan penggunaan biji sirsak belum pernah dilaporkan
terhadap larva Crocodolomia pavonana (C. pavonana). Perlakuan ini melihat sejauh
mana ekstrak biji sirsak sebagai insektisida terhadap larva C. pavonana yang
merupakan salah satu hama tanaman sayuran kubis, brokoli, kubis bunga.