Abstract :
Untuk pengembangan obat tradisional menjadi fitofarmaka, diperlukan
beberapa tahapan pengujian keamanan dan khasit secara praklinis dan klinis
(BPOM Depkes RI, 2005). Selaian pemastian secara efek farmakologis dari
tumbuhan tersebut, diperlukan juga uji keamanan penggunaannya karena banyak
anggapan bahwa obat tradisional aman dikonsumsi dan tidak beresiko terhadap
kesehatan, namun dapat menyebabkan efek yang merugikan jika produk yang
digunakan berkualitas rendah atau digunakan tidak sesuai aturan (WHO, 2002).
Dari hasil uji teratogenitas pemberian serbuk biji mahoni terhadap 5
kelompok hewan uji masing-masing terdiri 5 ekor mencit betina dengan variasi
dosis 5 mg- 20 mg/20gBB yang diberikan pada hari ke 6-15 kehamilan, dijumpai
adanya cacat pada pemberian serbuk biji mahoni dosis 20 mg/20gBB yaitu celah
pada langit-langit (cleft palate)(Almahdy. et al., 2009).
Mayoritas penduduk (sekitar 80%) dari Negara-negara maju
menggunakan obat tradisional, yang mengandung senyawa yang berasal dari
produk alami dan tanaman obat (Azhari. et al., 2012). Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk melihat efek toksik yang mungkin terjadi dengan melihat perkembangan tingkah laku anak mencit, profil hematologi, dan histopatologi hati
pada anak mencit yang terpapar serbuk biji mahoni selama masa laktasi.