DETAIL DOCUMENT
Analisis Penarikan Diri Filipina dari International Criminal Court Pada Tahun 2019
Total View This Week0
Institusion
Universitas Andalas
Author
Nofira, Yuniar
Subject
JZ International relations 
Datestamp
2022-02-10 07:34:18 
Abstract :
Seiring dengan munculnya keputusan Filipina untuk meninggalkan Internasional Criminal Court (ICC) pada tahun 2019, terdapat banyak tulisan yang mengidentifikasi bahwa kebijakan luar negeri ini tidak lain dan tidak bukan adalah salah satu bentuk keinginan dari Rodrigo Duterte sebaagai seorang presiden. Penelitian ini dilaksanakan untuk menjelaskan alasan mengapa Filipina memutuskan untuk menarik diri dari ICC, lembaga peradilan internasional yang dibentuk secara bersama oleh seluruh negara anggota ICC sesuai aturan Statuta Roma dengan tidak hanya melihat Duterte melainkan faktor-faktor lain yang berkemungkinan mempengaruhi adanya keputusan tersebut. Analisis yang dilakukan oleh penulis akan menggunakan kerangka pemikiran milik Syros Blavoukos dan Dimitris Bourantonis yang Ia sampaikan melalui tulisannya, Indentifying Parameters of Foreign Policy Change: Eclectic Approach. Dalam kerangka pemikiran ini, Syros Blavoukos dan Dimitris Bourantonis menjelaskan bagaimana sebuah keputusan atau kebijakan dapat dicetuskan oleh suatu negara dikarenakan adanya pengaruh dari faktor struktural domestik dan faktor struktural internasional. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian bersifat eksplanatif. Hal yang dipaparkan oleh penulis merupakan hasil riset dengan menggunakan data sekunder. Berdasarkan kerangka pemikiran yang disampaikan oleh Syros Blavoukos dan Dimitris Bourantonis, penelitian ini menemukan terdapat berbagai macam faktor yang datang dari level domestik dan level internasional sehingga akhirnya membatalkan seluruh partisipasi serta komitmen Filipina didalam ICC menjadi jalan keluar yang harus diambil oleh pemerintahan Duterte. Faktor-faktor ini berupa tidak sejalannya ICC dengan orientasi politik Filipina dibawah pemerintahan Duterte, hingga adanya keinginan dan pengaruh yang kuat dari Presiden Duterte untuk tetap menerapkan kebijakan war on drugs dengan alasan ingin membersihkan Filipina dari para penjahat dan menurunkan tingkat kriminalitas. 
Institution Info

Universitas Andalas