Abstract :
Telah dilakukan penelitian tentang hubungan kejadian diabetes mellitus
dengan penggunaan obat-obatan penghambat kalsium (Calcium Channel
Blockers) dalam pengobatan hipertensi pada pasien diabetes hipertensi rawat
jalan Rumah Sakit Umum DR M Djamil Padang. Penelitian cross sectional ini
diperkuat dengan wawancara terpimpin dan data rekam medis secara
retrospektif dan diolah secara statistik menggunakan Odds ratio.
Kebermaknaan diambil pada tingkat kepercayaan 95%. Dari 65 pasien diabetes
hipertensi, 40 orang diantaranya (61.5%) memiliki riwayat hipertensi sebelum
mendapatkan diabetes dan 35 orang diantarnya (87.5%) menggunakan Calcium
Channel Blockers dalam terapi antihipertensinya. Resiko diabetes mellitus
pada pasien yang menggunakan Calcium Channel Blockers 5.5 kali lipat (95%
CI 1.615-18.731). Pasien beruisa ≤ 40 th ataupun > 40 th sepenuhnya
mendapatkan diabetes apabila menggunakan Calcium Channel Blockers
(OR=∞). Risiko pasien yang memiliki kebiasaan olahraga cendrung mengalami
diabetes apabila menggunakan Calcium Channel Blockers adalah 2.7 (95% CI
0.815-8.943). pasien yang obesitas berpeluang 1.579 (95% CI 0.507-4.918)
untuk mendapatkan diabetes apabila menggunakan Calcium Channel Blockers
meskipun tidak signifikan. Walaupun pasien tidak memiliki riwayat keluarga
diabetes, kebiasaan tidak merokok dan tanpa riwayat stress berpeluang
1.333;1.183;1.714 (95% CI 0.430-4.134; 0.273-5.125; 0.549-5.351) untuk
mendapatkan diabetes apabila menggunkakan Calcium Channel Blockers
meskipun tidak signifikan (p>0.1). Sebagian besar pasien diabetes pada
penelitian ini sangat erat kaitannya dengan riwayat penggunaan Calcium
Channel Blockers. Pasien yang menggunakan Calcium channel Blockers akan
mengalami diabetes mellitus walaupun usia dibawah 40 tahun, tidak
mempunyai riwayat keluarga, tidak berolahraga, tidak merokok dan tanpa
riwayat stress.