Abstract :
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan komparatif yang bertujuan untuk
menguji tingkat likuiditas perusahaan semen yang terdaftar di IDX dengan menggunakan
rasio tradisional dan rasio arus kas. Penelitian ini mencakup perbandingan antara hasil
rasio tradisional dan rasio arus kas dari kelima perusahaan dalam industri semen yang
terdaftar di IDX selama lima tahun (2010-2014) untuk melihat perbedaan hasil dari kedua
jenis rasio tersebut dalam pengukuran likuiditas. Karena itu, variabel terikat pada
penelitian ini adalah pengukuran likuiditas, sementara itu variabel bebasnya adalah kedua
rasio likuiditas: rasio tradisional dan rasio arus kas.
Data dalam penilitian diperoleh dari laporan tahunan kelima perusahaan semen yang
terdaftar di IDX, yang dipilih sebagai sampel dengan menggunakan metode sampling
jenuh. Kemudian, analisis data diproses dengan program Microsoft Excel untuk
menghitung rasio likuiditas perusahaan dan program SPSS dengan model uji Mann
Whitney U untuk menguji hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP),
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), dan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk
sudah mencapai tingkat likuiditas yang baik, sedangkan PT. Holcim Indonesia Tbk
(SMCB) and PT. Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) masih belum mencapai tingkat
likuiditas yang cukup dalam lima tahun tersebut. Dari perbandingan antara rasio
tradisional dan rasio arus kas, kebanyakan perusahaan menunjukkan rasio arus kas yang
lebih rendah dari pada rasio tradisionalnya. Lalu, berdasarkan metode rasio tradisional,
posisi likuiditas industri semen di IDX masih cukup lemah karena hanya 42.4% dari rasio
tradisionalnya yang sudah mencapai rasio industri. Sementara itu, berdasarkan rasio arus
kas, tingkat likuiditas industri semen di IDX sudah berada pada tingkat rata-rata dengan
presentasi 50% rasio arus kasnya melebihi rasio industri dalam kelima tahun tersebut.
Selanjutnya, hasil hipotesis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil rasio tradisional dan rasio arus kas. Maka sebagai kesimpulan, rasio arus kas
seharusnya juga digunakan bersama rasio tradisional sebagai perbandingan agar tercapai
kesimpulan yang tepat terhadap pengukuran tingkat likuiditas perusahaan. Karena
kesimpulan yang didapat dari hasil rasio tradisional dalam pengukuran likuiditas bisa saja
menyebabkan pengambilan kesimpulan yang tidak tepat.