DETAIL DOCUMENT
HUBUNGAN EKONOMI ANTARA PENDATANG DENGAN PENDUDUK LOKAL DALAM PERKEBUNAN KARET RAKYAT (Studi Kasus: Perkebunan Karet Rakyat Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya )
Total View This Week0
Institusion
Universitas Andalas
Author
DIDIT, ERIYANTO
Subject
GN Anthropology 
Datestamp
2016-05-30 10:34:00 
Abstract :
Sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraaan sosial ekonomi serta pemerataan pembangunan, pemerintah memberlakukan program transmigrasi di Sumatera Barat pada tahun 1976 di daerah Sitiung. Program transmigrasi ini telah mempertemukan dua suku bangsa yaitu suku bangsa Jawa sebagai pendatang dengan suku bangsa Minangkabau sebagai masyarakat lokal, Keadaan ini membuktikan upaya untuk menyesuaikan perbedaan yang ada dalam lingkungan mereka, tidak hanya dari segi bahasa tetapi juga dari segi budayanya. Menurut (Barth, 1969: 20) ikatan positif yang menjalin hubungan antara beberapa kelompok etnik dalam suatu sistem sosial yang luas sangat tergantung pada sifat budayanya yang saling melengkapi. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk membahas bentuk-bentuk hubungan yang terjadi di perkebunan karet rakyat, serta aktor-aktor yang terlibat dalam hubungan-hubungan tersebut dan juga sifat-sifat dari hubungan tersebut. Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara bebas dan mendalam, serta kepustakaan. Pemilihan informan dilakukan dengan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Nagari Sungai Duo, Kec. Sitiung, Kab. Dharmasraya. Ada 14 informan yang terdiri dari 10 orang informan kunci yaitu 5 orang warga penduduk lokal Minangkabau yang memiliki perkebunan yang di olahkan kepada warga pendatang dan 5 orang warga pendatang yaitu sukubangsa Jawa yang mengolah lahan milik warga penduduk lokal malalui sistem sewa dan bagi hasil, dan juga 2 orang yang bekerja sebagai toke karet. Sedangkan informan biasa 2 orang yaitu warga transmigrasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan ekonomi terdiri dari hubungan ketergantungan dan hubungan kerjasama yang terjalin antara suku bangsa Jawa dengan suku bangsa Minangkabau adalah melalui hubungan dalam mengolah perkebunan. hubungan ketergantungan terbentuk antara hubungan petani pemilik yaitu sukubangsa Minangkabau dengan petani penggarap dan penyewa yaitu sukubangsa Jawa, sedangkan hubungan kerjasama terjadi antara kedua sukubangsa yang bekerjasama untuk membeli hasil perkebunan (toke). Hubungan tersebut di faktor yaitu 1) hubungan ketetanggaan, 2) hubungan kekerabatan, 3) hubungan pertemanan. Memakai pemikiran Barth untuk menjelaskan hubungan ekonomi yang tergambar melalaui kategori-kategori petani antara etnik Jawa dan Minangkabau. Dengan adanya perbedaan sukubangsa maka memberikan peluang besar bagi petani penyewa maupun penggarap untuk mengeksploitasi hasil perkebunan yang dikuasai oleh penggarap dan penyewa. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi resiko atas kegagalan pemenuhan kebutuhan subsistensi. Tindakan petani penyewa maupun petani penggarap yang merupakan sukubangsa Jawa sangat ditentukan oleh pemenuhan kebutuhan yang bersifat subsistensi, maka dari itu setiap unsur-unsur perbedaan dalam kedua sukubangsa memberikan pengaruh yang kuat pula bagi petani penyewa atas tindakan moral subsistensi dalam masa menyewa lahan milik. Kata kunci : hubungan sosial, hubungan ekonomi, sukubangsa, petani. 
Institution Info

Universitas Andalas