Abstract :
Asap cair tempurung kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan suatu hasil dari proses pirolisis tempurung kelapa yang mengandung komponen-komponen seperti fenol, asam organik dan karbonil yang berfungsi sebagai antibakteri, antijamur, dan antioksidan. Penyakit kulit merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada negara beriklim tropis seperti Indonesia, salah satu penyebab penyakit kulit ialah bakteri Staphylococcus aureus. Dalam bidang industri makanan dan obat-obatan galaktomanan telah banyak dimanfaatkan sebagai pengental dan stabilizer emulsi salah satunya dalam pembuatan sediaan sabun cair. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri sediaan sabun cair dengan bahan aktif asap cair tempurung kelapa menggunakan galaktomanan sebagai bahan pengental terhadap Staphylococcus aureus.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental memakai bahan uji asap cair tempurung kelapa (Cocos nucifera L.) dan kolang-kaling (Arenga pinnata). Penelitian ini meliputi pengolahan galaktomanan dari kolang-kaling, penentuan
diameter hambat asap cair tempurung kelapa dalam 6 konsentrasi yaitu 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml dan 12,5 mg/ml, pembuatan sediaan sabun cair antiseptik dalam konsentrasi 1%, 3%, dan 5 % serta evaluasi mutu sediaan sabun cair antiseptik dan uji aktivitas antibakteri sediaan sabun cair antiseptik asap cair tempurung kelapa terhadap Staphylococcus aureus.
Hasil ekstraksi galaktomanan dari kolang-kaling sebanyak 1800g didapat 72g galaktomanan berwarna putih. Hasil uji aktivitas antibakteri pada asap cair tempurung kelapa dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 300 mg/ml sebesar 12,2 mm kategori kuat. Hasil evaluasi sediaan secara fisik stabil dengan metode cycling test selama 12 hari, uji homogenitas pada sediaan sabun cair tetap homogen, pH yang diperoleh relatif stabil, uji viskositas sediaan yang diperoleh 1100-800 cPs, uji tinggi busa relatif stabil serta uji aktivitas antibakteri sediaan sabun cair antiseptik terhadap Staphylococcus aureus pada konsentrasi 5% memberikan daya hambat sebesar 19,0 mm kategori kuat.