Abstract :
Abstrak
Latar belakang : Bell’s palsy merupakan kelumpuhan fasialis perifer akibat
proses non-supratif, non-neoplasmatik, dan non-degeratif primer namun sanagat
mungkin akibat edema jinak pada bagian nervus fasialis di foramen
stilomastoideus atau sedikit proksimal dari foramen tersebut, yang mulainya akut
dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobtan.
Tujuan: untuk mengetahui manfaat pemberian short wave diathermy, electrical
stimulation, dan mirror exercise dalam meningkatkan kekuatan otot wajah dan
meningkatkan aktivitas fungsional wajah pada pasien Ball`s palsy.
Metode: Studi kasus yang dilakukan sebanyak 8 kali terapi selama 1 bulan di poli
rehabilitasi medik.
Hasil: Setelah dilakukan terapi 8 kali terapi, diperoleh hasil pengukuran
kemampuan aktivitas fungsional wajah menggunakan Ugo Fisch Scale sebagai
berikut : (a) istirahat T0-6 menjadi T8 = 14, (b) mengerutkan dahi T0 = 0 menjadi
T8 = 3, (c) menutup mata T0=9 menjai T8 = 21, (d) tersenyum T0 = 0 menjadi T8
= 0, dan (e) bersiul T0 = 3 menjadi T8 = 7, sedangkan hasil pengukuran kekuatan
otot wajah menggunakan MMT sebagai berikut : (a) m. frontalis T0 = 0 menjadi
T8 = 0, (b) m, coruugator supercilii T0 = 2 menjadi T8 = 1, (c) m.orbicularis
oculi T0 = 2 menjadi T8 = 4, (d) m, zygomaticum mayor T0 = 0 menjadi T8 = 0,
(e) m, zygomaticum minor T0 = 0 menjadi T8 = 0, (f) m. nasalis T0 = 3 menjadi
T8 = 0, dan (i) m. risoris aris T0 = 2 menjadi T8 = 3, (h) m. platysma T0 = 0
menjadi T8 = 0, dan (i) m. risorius T0 = 0 menjadi T8 = 0.
Kesimpulan: Pemberian short wave diathermy, electrical stimulation, dan mirror
exercise dapat meningkatkan kekuatan otot wajah meningkatkan aktivitas
fungsional wajah pada pasien bell`s palsy.
Kata kunci : Bell`s Palsy, Short Wave Diathermy, Electrical Stimulation, Mirror
Exercise