Abstract :
Pendidikan adalah sarana yang paling ampuh untuk menciptakan kepribadian yang
integral. Pendidikan mampu membentuk manusia menjadi pribadi yang utuh. Salah satu
bentuk pendidikan yang mampu melahirkan pribadi yang integral itu adalah pendidikan
holistik. Pendidikan holistik adalah proses pembentukan manusia muda menjadi insan yang
berkembanga secara baik, meliputi olah rasio, olah rasa, olah jiwa dan olah raga melalui
proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan dilaksanakan dalam suasana
keterbukaan, kebebasan dan menyenangkan.
Pendidikan pada era globalisasi dihadapkan pada sejumlah peristiwa kekinian dan
kompleksitas perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Kompleksitas kepentingan yang
tidak beraturan memunculkan gejala disorientasi nilai, disharmonisasi sosial, disorder sistem,
dan disfungsi peran dan profesi. Ketika pendidikan direduksi maknanya menjadi sekedar
aktivitas pengajaran yang memberikan aksentuasi pada optimalisasi pengembangan
kemampuan intelektual pelajar, taruhannya adalah pengabaian pengembangan kemampuan
emosionalitas, spiritualitas, sosialitas dan moralitas. Hal ini sangat kontradiktif dengan
konsep pendidikan menurut Ki hadjar Dewantara, perintis Pendidikan Nasional Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara mengisyaratkan adanya metode pendidikan yang mengintegrasikan
pengembangan potensi-potensi pelajar secara seimbang dalam aspek intelektualitas,
emosional, spiritualitas, sosialitas dan moralitas.
Pendidikan di Indonesia saat ini telah mengalami kemerosotan nilai moral. Hal ini
terlihat jelas dari sistem pendidikan yang hanya menekan pada tingkat intelektualitas,
pendidikan yang tanpa memberikan ruang kebebasan untuk berpikir kritis bagi peserta didik
dan kemerosotan dalam pembentukan karakter peserta didik, pendidikan hampa kesadaran,
dan pendidikan krisis identitas.
Bertolak dari persoalan di atas, Ki Hadjar Dewantara meninggalkan prinsip-prinsip
penting bagi pendidikan nasional Indonesia saat ini. Bagi beliau, pendidikan tidak hanya
mementingkan aspek intelektual, melainkan perlunya keseimbangan bagi pendidikan dewasa
ini. Titik nadi pendidikan ada pada keseimbangan mengajar dan harus adanya keteladanan
dari para pendidik itu sendiri. Dampak penting yang dituju adalah menghasilkan manusia
yang beradab dengan keseimbangan pada semua aspek, yaitu aspek intelektualitas, sosialitas,
spritualitas dan moralitas. Pada titik ini, kehidupan pendidikan menjadi wadah dan fundamen
bagi perilaku dan nalar berpikir siswa dan pendidik yang beradab sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia. Keseimbangan yang diejawantahkan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam
pendidikan membawa suatu citra rasa keadaban. Dengan ini, dasar pendidikan Indonesia
dapat melebarkan sayapnya pada semua aspek kehidupan. Oleh sebab itu pemikiran
pendidikan Ki Hadjar Dewantara perlu direkontruksi. Hal itu disebabkan pemikiran
pendidikan Ki Hadjar Dewantara sangat relevan terhadap pendidikan karakter. Pemikiran
pendidikan Ki Hadjar Dewantara harus direkonstruksi demi menjawab dan menyikapi
problematika pendidikan dalam membentuk manusia Indonesia yang lebih baik.