Abstract :
Narkotika merupakan salah satu hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan di
bidang medis. Telah ditemukan sejak tahun 2000 SM, kini narkotika terdiri dari
banyak macam jenis. Memiliki banyak manfaat bagi dunia medis, sayangnya
narkotika disalahgunakan oleh beberapa orang untuk kepentingan pribadi. Dalam
jangka panjang penyalahgunaan narkotika dapat menyebabkan kerusakan baik
bagi fisik ataupun psikis.
Menurut peraturan pemerintah, pengguna narkoba merupakan tindakan
ilegal dan dapat dipidana. Namun pengguna tidak akan sampai menjadi penghuni
Lembaga Pemasyarakatan melainkan diwajibkan untuk menjalani rehabilitasi.
Rehabilitasi yang wajib dijalani tidak hanya secara fisik namun juga secara psikis.
Tempat rehabilitasi yang digunakan adalah lembaga yang telah secara resmi
mendapatkan izin dari pemerintah.
Yogyakarta adalah salah satu kota yang penggunaan narkobanya memiliki
angka yang tinggi. Saat ini sudah terdapat beberapa tempat rehabilitasi korban
narkoba di Yogyakarta, namun belum dapat memenuhi kebutuhan warga secara
keseluruhan. Hal tersebut menjadikan perencanaan tempat rehabilitasi korban
narkoba di Yogyakarta adalah suatu kebutuhan saat ini.
Pengguna narkoba yang menjalani rehabilitasi memiliki kepribadian yang
labil karena efek narkoba yang ditimbulkan. Kepribadian tersebut kemudian
diterjemahkan dalam perilaku mereka. Arsitektur perilaku adalah pendekatan yang
menerapkan perencanaan sesuai psikologi penggunanya. Dengan perencanaan
fasilitas rehabilitasi narkoba yang baik, maka kondisi psikologis para residen akan
diberikan pengaruh positif dari lingkungan pusat rehabilitasi tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka jenis pendekatan yang baik digunakan
dalam perancangan pusat rehabilitasi narkoba ini adalah pendekatan perilaku
manusia.