Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan perkembangan,
dekulturasi, dan bentuk pertunjukan musik Hadrroh TPQ Darul Mujahidin di
Desa Gerisak Semanggleng Sakra Barat. Dengan menggunakan teori dasar
dekulturasi dari (Susetyo, 2005: 9) dekulturasi yaitu mengambil unsur-unsur baru
dari kebudayaan baru yang timbul karena perubahan situasi yang baru. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi data yaitu observasi,
wawancara dan pengumpulan data dengan dokumentasi. Analisis data yang
digunakan terdiri dari tiga tahapan yaitu data collection (pengumpulan data),
reduction (reduksi data), dan data display (penyajian data). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perkembangan terjadi sejak awal kehadiran musik Hadrroh
yang direspon dan disambut baik oleh masyrakat, bahkan tampil di berbagai acara
perayaan hari besar islam. Untuk memenuhi kebutuhan suatu pertunjukan agar
terlihat lebih modern dan tidak ketinggalan zaman, maka grup musik ini
mengalami perubahan berupa dekulturasi pada bentuk pertunjukannya. Hal itu
terlihat dari penambahan elemen musik keyboard. Adapun bentuk pertunjukan
musik Hadrroh tersebut dibagi menjadi dua bentuk pertunjukan yaitu pertunjukan
rutin sebagai sarana ibadah dan pertunjukan non-rutin/ritual sebagai sarana
hiburan.
Kata Kunci: Dekulturasi, Bentuk Pertunjukan, Musik Hadrroh