Abstract :
Klasifikasi hutan dan non-hutan secara efisien dapat dilakukan dari data
penginderaan jauh baik data optis maupun data SAR. Data penginderaan jauh optis
memiliki beberapa kanal multispektral dengan kemampuan dan karakteristik yang
berbeda beda sedangkan data SAR memiliki kelebihan dari segi kemampuannya
dalam menembus awan dan hujan, dan sensornya yang merupakan sensor aktif
(menyediakan sumber energi sendiri dan tidak tergantung oleh cahaya matahari)
sehingga memungkinkan untuk dioperasikan baik pada siang maupun malam hari.
Penelitian ini membandingkan hasil klasifikasi hutan dan non hutan wilayah
Kabupaten Malang menggunakan data Landsat 8 OLI/TIRS dan data ALOS
PALSAR. Klasifikasi data Landsat dilakukan dengan metode perhitungan indeks
vegetasi NDVI (Normalized Different Vegetation Index) dan ARVI
(Atmospherically Resistant Vegetation Index), sedangkan klasifikasi data ALOS
PALSAR dilakukan dengan metode Random Forest Classifier.
Hasil dari klasifikasi kedua data citra tersebut dibandingkan dengan peta kehutanan
yang diperoleh dari Dinas Kehutanan Provinsi Jatim UPT PHW V Malang. Hasil
dari pengolahan citra Landsat 8 OLI/TIRS dengan menggunakan metode NDVI
diperoleh luasan sebesar 233.952.269 ha pada kelas hutan dan 73.688.394 ha pada
kelas non hutan, metode ARVI diperoleh luasan sebesar 235.184,967 ha pada kelas
hutan dan 72.455,556 ha pada kelas non hutan, hasil pengolahan citra ALOS
PALSAR diperoleh luasan sebesar 243.949 ha pada kelas hutan dan kelas non hutan
mempunyai luas sebesar 105.434 ha, sedangkan luasan dari peta kehutanan
diperoleh hasil sebesar 237.997,444 ha pada kelas hutan dan 111.385,556 ha kelas
non hutan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan citra ALOS PALSAR memiliki
selisih lebih mendekati dibandingkan dengan citra Landsat 8 OLI/TIRS.
Kata kunci : hutan-non hutan, Landsat 8 OLI/TIRS, ALOS PALSAR, klasifikasi,
perbandingan