Abstract :
Salah satu permasalahan yang dihadapi tenaga kesehatan di Indonesia
berkaitan dengan kinerja perawat adalah stres dan kepemimpinan. Persatuan Perawat
Nasional Indonesia ataupun dikenal dengan PPNI menerangkan bahwasanya sejumlah
50,9% perawat di Indonesia yang mengalami stress kerja akan merasakan kelelahan serta
memiliki waktu istirahat yang kurang sebab tingginya beban kerja yang mereka miliki. Di
PKU Muhammadiyah Yogyakarta perawat mengakui kepala ruang di setiap bangsal rerata
hanya menjalankan fungsi administratifnya saja, meskipun pada kenyataannya untuk
menjalankan pekerjaan sebagai seorang perawat diperlukannya motivasi dan juga arahan
langsung dari pemimpinnya. Selain itu, terdapat faktor yang menyebabkan perawat
mengalami stress yaitu tuntutan kerja yang terlalu banyak. Tujuan dilaksanakannya
penelitian ini ialah untuk memperolehkan pemahaman terkait dengan pengaruh
kepemimpinan transformasional dan stres kerja terhadap kinerja perawat.
Metode: Penelitian ini mempergunakan studi kuantitatif yang mana rancangan
penelitiannya yakni observasional analitik dan pendekatannya ialah cross sectional.
Sampel penelitiannya adalah perawat di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Data yang diperlukan akan dianalisiskan dengan cara univariat dan juga bivariat (uji
normalitas dan korelasi product moment).
Hasil: Gaya Kepemimpinan transformasional dengan stress kerja diperoleh p. value < 0,05
(Ha ditolak). Stres kerja dengan kinerja diperoleh p. value < 0,05 (Ha ditolak). Gaya
kepemimpinan transformasional memberi pengaruh pada kinerja perawatnya dengan
besaran pengaruhnya yakni 0,344, dan untuk stress kerja memberikan pengaruh pada
kinerja perawatnya dengan besaran pengaruh yakni 0,351. Pengaruh paling besar adalah
stres kerja.
Kesimpulan: Ada pengaruh dari gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja
perawat, ada pengaruh stres kerja terhadap kinerja perawat di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta.