Abstract :
A. Latar Belakang
Derajat Kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan disuatu
negara. Kelahiran hidup di dunia mencapai 40 juta kelahiran hidup setiap
tahunnya, dan pada tahun 2013 jumlah kelahiran hidup mencapai 136 juta
kelahiran (World Health Organization, 2014). Kondisi bayi sehat adalah
indikator penentu kesehatan nasional di suatu negara. Hal ini dapat ditandai
dengan tingginya Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi
(AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Hingga kini AKB masih
menjadi prioritas pada bidang pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di dunia
sehingga asuhan terhadap status kesehatan pada bayi penting untuk dilakukan
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kemenkes RI tahun 2014 Angka
Kelahiran Hidup (AKH) di Indonesia sejumlah 4.809.304 dan mengalami
peningkatan pada tahun 2015 sejumlah 4.893.435 (Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2015). Berdasarkan Dinas Kesehatan di Provinsi Jawa
Tengah AKH tahun 2015 sejumlah 556.863 dan mengalami penurunan
dibandingkan pada tahun 2014 sejumlah 565.002 (Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah, 2015).
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015
AKH di Banjarnegara sejumlah 15.798 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2014 sejumlah 16.189. AKH berdasarkan klasifikasi
Puskesmas tertinggi yang pertama yaitu Puskesmas Punggelan 1 sejumlah
782 kelahiran hidup, kedua adalah Puskesmas Susukan 1 sejumlah 721
kelahiran hidup, ketiga adalah Puskesmas Pejawaran 717 kelahiran hidup, ke
empat adalah Puskesmas Kalibening sejumlah 713 kelahiran hidup, ke lima
adalah Puskesmas mandiraja 1 sejumlah 641 kelahiran hidup, ke enam adalah
puskesmas Punggelan 2 sejumlah 635 kelahiran hidup dan yang ke tujuh
adalah Puskesmas Mandiraja 2 sejumlah 590 kelahiran hidup (Dinas
Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2015).