Abstract :
Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan
angka kematian ibu dan bayi. Dari berbagai pengalaman dalam
menanggulangi kematian ibu dan bayi, para pakar kesehatan menganjurkan
upaya pertolongan difokuskan pada periode ini (Saleha, 2009). Masa nifas
(puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Sekitar 50% kematian ibu
terjadi dalam 24 jam pertama post partum sehingga pelayanan pasca
persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Dewi dan Tri, 2011).
Komplikasi masa nifas dapat terdeteksi oleh bidan secara dini melalui
observasi, wawancara, maupun pemeriksaan. Adapun komplikasi yang dapat
muncul pada masa nifas diantaranya : perdarahan pervaginam, infeksi masa
nifas, hipertensi, retensio urine, gangguan pada payudara, masalah psikis,
pembengkakan pada kaki dan lain-lain (Sulistyawati, 2009). Penyakit
hipertensi merupakan penyakit yang khas pada wanita hamil dan wanita
dalam nifas yang nantinya bisa berlanjut preeklampsia dan eklampsia,
sehingga merupakan resiko serius penyebab kematian ibu pada masa nifas.
Ek
lampsia merupakan komplikasi berat dari kondisi yang mendahuluinya,
yaitu preeclampsia (Dewi, 2012).