Abstract :
Sekolah Dasar Muhammadiyah IV Surakarta harus mengalami
ketegangan eksistensial antara hidup dan mati sebagai aki-
bat sedikitnya peserta didik. Dalam kondisi demikian kepala
sekolah mengambil inisiatif menjadi pelaku formatif pemben-
tukan budaya organisasi baru dengan mensosialisasikan nilai
pengabdian dan keikhlasan. Ditanamkan bahwa kerja adalah
sebentuk ibadah kepada khususnya para karyawan dan guru ho-
norer yang penghasilannya belum memadai.
Melalui studi ini peneliti berharap memperoleh: a). Gam-
baran menyeluruh tentang sosialisasi nilai kerja sebagai
bentuk ibadah. b). Gambaran menyeluruh tentang proses dia-
lektik antara internalisasi dan eksternalisasi nilai kerja.
c). Gambaran menyeluruh tentang faktor-faktor yang mempeng-
aruhi dedikasi guru dan karyawan.
Karena penelitian ini berusaha mengungkap perilaku
subyek dalam memaknai tentang kerja, maka metode kualitatif
sengaja dipilih. Secara komprehensif informasi digali dari
sumber-sumber antara lain sejumlah informan seperti kepala
sekolah dan guru honorer, dokumen, serta peristiwa yang
berhubungan dengan informan. Adapun teknik pengumpulan data
dirancang untuk memanfaatkan sekaligus baik metode inter-
aktif maupun non-interaktif secara komplementer. Pengambil-
an sample lebih berbentuk criterion-based selection dari
pada probability sampling. Dan analisis data akan mengikuti
kaidah dari sebuah model yang disebut Flow Model of Ana-
lysis.
Berdasarkan analisis dan interpretasi data, maka peneli-
tian ini dapat menyimpulkan: a). Kepala sekolah menggunakan
dua cara dalam sosialisasi nilai kerja, yaitu komunikasi
verbal dan keteladanan (komunikasi non-verbal). b). Ber-
langsung internalisasi nilai yang mengambil bentuk tumbuh-
nya keyakinan kerja sebagai ibadah, ikhlas menerima gaji
yang belum memadai, dan tidak ada niat pindah kerja. Semen-
tara itu pada tahap berikutnya internalisasi tersebut mem-
perantarai adanya eksternalisasi nilai yang mengambil ben-
tuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru secara bertang-
gungjawab dan penuh pengabdian. c). Persoalan gender menja-
di faktor yang menentukan terjadinya proses dialektik in-
ternalisasi dan eksternalisasi nilai.