Abstract :
RINGKASAN
Kecamatan Penajam dan sekitarnya di Kabupaten Penajam Paser Utara
Provinsi Kalimantan Timur terletak pada daerah strategis sehingga dapat
dikembangkan menjadi kawasan Industri dan Pemukiman. Hal ini sejalan dengan
kebijakan pemerintah mengenai pengembangan daerah Pantai sebagai daerah
potensial untuk kawasan Industri dan Pemukiman. Perkembangan ini menuntut
adanya dukungan sumber data alam yang cukup salah satu diantaranya adalah
sumber daya airtanah. Namun eksploitasi airtanah yang berlebihan akan
menyebabkan turunnya kualitas airtanah, masuknya air laut kedaratan (intrusi)
dan terjadinya amblesan. Pemompaan airtanah menyebabkan perubahan aliran dan
perubahan kualitas airtanah.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemompaan airtanah
terhadap intrusi air laut di Perusahaan ?X? di Kecamatan Penajam Kabupaten
Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan data
sekunder (geologi, hidrogeologi, hidrologi), studi literatur, observasi lapangan
selama 10 hari berturut-turut dan melakukan pengambilan conto air pada saat
pompa tidak aktif (mati) dan pompa aktif (hidup) serta melakukan analisis
parameter intrusi air laut di laboratorium. Parameter intrusi air laut yang dianalisis
adalah Padatan Terlarut Total (TDS), Daya Hantar Listrik (DHL), Klorida (Cl)
and Muka Ait Tanah (MAT). Grafik data hasil analisis laboratorium disusun
tumpuk berupa peta kontur sebelum dilakukan pemompaan dan setelah ada
pemompaan menghasilkan gambar peta 2 dimensi.
Pemompaan airtanah pada SB-01, SB-02 menyebabkan perubahan kualitas
airtanah, kondisi ini merupakan indikasi terjadinya intrusi air laut pada sumur bor
tersebut yang berkaitan dengan meningkatnya nilai TDS dari 1.004 mg/l menjadi
1.150 mg/l pada SB-01, DHL dari 1.506 ?mhos/cm menjadi 1.725 ?mhos/cm
pada SB-01, Cl dari 416 mg/l menjadi 455 mg/l pada SB-01, TDS dari 1.083 mg/l
menjadi 1.155 mg/l pada SB-02, DHL dari 1.625 ?mhos/cm menjadi 1.732
?mhos/cm pada SB-02 dan Cl dari 832 mg/l menjadi 834 mg/l pada SB-02.
Berdasarkan hasil penelitian, eksploitasi airtanah di Perusahaan ?X?
menyebabkan perubahan arah aliran, kualitas airtanah sebagai indikasi terjadinya
intrusi air laut pada sumur bor tersebut, perubahan bidang kontak pada SB-01 dan
SB-02 sehingga SB-01 dan SB-02 termasuk dalam kriteria zona kritis, sedangkan
sumur No.3 memenuhi kriteria zona aman.
Kata Kunci : akuifer, debit pemompaan airtanah, intrusi air laut