Abstract :
Ketidakmampuan seseorang melihat obyek dekat dengan jelas dapat
terjadi oleh beberapa macam sebab, antara lain karena Presbyopia. Sedangkan
ketidakmampuan seseorang melihat obyek jauh dengan jelas dapat terjadi oleh
beberapa macam sebab. Antara lain karena mata berstatus refraksi
Hypermetropia. Konsep dasar paling sederhana untuk menanggulangi
gangguan penglihatan pada penderita presbyopia dengan status refraksi
hypermetropia adalah dengan memberikan kacamata sebagai alat bantu
penglihatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur
pemeriksaan refraksi subjektif pada penderita presbyopia dengan status
refraksi hypermetropia. Pengetahuan ini sangat penting untuk dapat dipahami,
karena melalui pemeriksaan inilah ukuran kacamata ditentukan sebagai alat
bantu penglihatan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif melalui pendekatan
kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan
primer. Data sekunder diperoleh melalui study surveyn di Optik Sufna Semarang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 43,80% dari jumlah pasien yang
mendapatkan layanan pemeriksaan subjektif di Optik Sufna Semaraang adalah
penderita presbyopia denga status refraksi hypermetropia. Pemeriksaan
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Anamnesa, inspeksi observasi, cover
test, lensmetri, uji bikromatik, uji visus, koreksi visus monokuler, koreksi visus
xiii
binokuler,uji batang madox,penetapan statatus refraksi dan penulisan resep
kacamata.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari
pemeriksaan refraksi subjektif pada penderita presbyopia dengan status refraksi
hypermetropia adalah untuk menetapkan ukuran lensa yang sesuai, agar
kacamata yang dibuat dengan ukuran tersebut dapat difungsikan sebagai alat
bantu.