Abstract :
Miskonsepsi yang di alami oleh peserta memberi dampak yang kuat pada proses
pembelajaran. karena ketika peserta didik tidak memahami konsep maka kesulitan
menguasai atau menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dan hal ini
mempengaruhi hasil belajar. Hasil wawancara dengan guru pengampu kelas Xl
IPA SMA Kesatrian 1, diperoleh informasi bahwa masih sering terdapat
permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar khususnya pada materi
biologi. salah satu materi yang masih sering terjadi miskonsepsi adalah materi
sistem peredaran darah. Tujuan penelitian ini adalah Mengidentifikasi tingkat
miskonsepsi dan kemampuan penalaran siswa pada materi Sistem peredaran darah
dengan menggunakan instrumen soal Three-tier-test dan LCTSR untuk tes
penalaran yang telah di validasi. Siswa XI IPA SMA 1 Kesatrian Semarang yang
mengalami miskonsepsi pada materi sistem peredaran darah secara keseluruhan
memiliki persentase rata-rata sebesar 28,41%, dengan rata-rata miskonsepsi
tertinggi pada kelas XI IPA 2 sebesar 41,9% dan paling rendah di kelas XI IPA 1
sebesar 16,44%. Kemampuan penalaran siswa XI IPA SMAN 1 Kesatrian
Semarang yang diuji dengan LCTSR diperoleh pola penalaran ilmiah tertinggi
pada penalaran hipotesis-deduktif dengan persentase rata-rata sebesar 32,96% dan
pola penalaran terendah pada penalaran proporsional dengan persentase 11,80%.
Hasil uji korelasi menunjukkan terdapatnya pengaruh yang signifikan antar
kemampuan penalaran dengan tingkat konsepsi siswa XI IPA SMAN 1 Kesatrian
Semarang pada materi sistem peredaran darah manusia.
Kata kunci : Miskonsepsi, Penalaran, Three-tier test, LCTSR, Sistem Peredaran
Darah