Abstract :
Penelitian ini didasarkan makin meningginya tingkat kenakalan pada
remaja. Suatu keluarga apabila orang tuanya dijadikan panutan maka tingkah laku
anak juga akan dijadikan panutan oleh masyarakat. Hal ini juga berpengaruh
terhadap anak politisi yang tingkah lakunya selalu menjadi sorotan dan panutan,
apabila orang tua sering meninggalkan anaknya untuk berpindah tugas.
Kurangnya komunikasi dan perhatian dari orang tua membuat remaja mencari
hiburan di luar. Orang tua kurang mengontrol kegiatan anak. Akibatnya anak
menjadi tidak terkontrol dan anakpun mudah terpengaruh dari lingkungan
disekitarnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana orang tua
berkomunikasi dengan anak remaja. Sementara hidup mereka berjauhan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan dept interview (wawancara mendalam) dan observasi (pengamatan)
pada beberapa keluarga yang meliputi orang tua dengan remaja sebagai kroscek
atas permasalahan. Setelah data diperoleh, peneliti akan mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan dan mengkategorikan sesuai pola komunikasi keluarga
hubungan orang tua dengan anak secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga yang
banyak diterapkan orang tua menggunakan pola komunikasi permissive
(cenderung berperilaku bebas). Pada pola komunikasi Permissive ini orang tua
cenderung membiarkan dan membebaskan anak. Sikap yang angkat tangan ini
mungkin pada awalnya menyenangkan bagi remaja, namun akhirnya remaja
merasa orang tua tidak mempedulikan mereka.
Kata kunci dari penelitian ini adalah dalam kehidupan berkeluarga,
terdapat tiga pola komunikasi di dalam hubungan orang tua dengan anak yaitu
Authoritarian (cenderung bersikap bermusuhan), permissive (cenderung
berperilaku bebas), Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan
kekacauan) (yusuf, 2001:52) .