Abstract :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meilihat semakin banyaknya
perusahaan di Indonesia dalam berbagai jenis industri yang ada. Setiap
perusahaan tersebut berupaya menjadikan untuk semakin menguatkan posisinya.
Salah satu cara yang sudah dilakukan adalah perusahaannya menjadi perusahaan
terbuka dengan melakukan proses Initial Public Offering (IPO). Salah satu
industri yang juga sudah mulai melakukan proses IPO ini adalah industri dibidang
pelayanan kesehatan seperti Rumah sakit, dimana baru ada tiga rumah sakit
terdaftar. Rumah sakit terbaru yang melakukan IPO adalah PT Siloam
International Hospitals pada bulan September 2013.
Proses IPO yang dilakukan Siloam ini mengalami kelebihan pemesan
atau oversubscription dengan harga saham Rpa 9.000. Untuk menciptakan
keberhasilan dalam proses IPO tentunya ada proses yang harus dilalui dengan
perencanaan yang maksimal. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana proses perencanaan Initial Public Offering PT Siloam International
Hospitals, Tbk tahun 2013, dari sudut pandang Investor Relations
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma Post
Positivisme dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode penelitian yang
digunakan adalah studi kasus, dengan teknik pengumpulan data berupa
wawancara mendalam dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Siloam International Hospitals,
Tbk. melalui fase IPO pada umumnya yaitu Pre-IPO, IPO, dan Post-IPO. Secara
umum untuk proses Pre-IPO Siloam telah melakukan dengan cukup baik dengan
memastikan seluruh pihak bekerja dengan sesuai tanggung jawab, memiliki
panduan prosedur yang disebut Preliminary Data Room Index untuk memastikan
seluruh persyratan dokumen dan informasi yang dibutuhkan, dan menggunakan
pendekatan One on one interview dengan para media untuk memastikan
konsistensi pesan kunci. Begitu juga dengan fase kedua yaitu IPO, Siloam
Hospitals melaluinya dengan baik juga dengan menyiapkan segala materi baik
secara kualitatif maupun kuantitatif, kemudian juga memberikan objektif yang
selaras dengan pesan kunci, melakukan proses roadshow berdasarkan pengaturan
jadwal oleh penjamin pelaksana emisi, menggunakan alat investor relations untuk
mendukung dalam proses distribusi pesan dari perusahaan kepada khalayak.
Namun untuk Post-IPO fase ketiga divisi Investor relations terlihat belum
maksimal dalam melakukan perannya.