Abstract :
Maraknya kasus kriminalitas yang berakhir pada pemberian hukuman penjara
merupakan fenomena yang marak terjadi di kalangan anak-anak khususnya remaja.
Mulai dari kasus kriminalitas ringan hingga berat yang dilakukan oleh para remaja
setiap harinya selalu muncul di pemberitaan cetak maupun televisi. Anak-anak yang
seharusnya hidup bebas tanpa beban dan kekangan, karena tindakan yang
dilakukannya mereka harus hidup di dalam penjara dan jauh dari orang-orang
terdekatnya. Komunikasi dan interaksi di penjara dengan kondisi yang terisolasi dari
dunia luar serta keharusan untuk berbaur dengan orang-orang yang baru dikenal
dalam Lapas bukanlah suatu hal yang mudah, pemaknaan yang berbeda-beda akan
muncul dalam diri masing-masing anak. Makna yang muncul dalam diri masingmasing
anak akan mempengaruhi bagaimana anak tersebut dalam bertindak dan pada
akhirnya akan mempengaruhi pembentukan konsep diri anak.
Skripsi ini berjudul ?Konsep Diri Anak Dalam Lapas (Sebuah Studi
Fenomenologi Terhadap Anak Yang Tinggal Dalam Lapas Anak Kelas IIA
Tangerang)?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna pengalaman anak
yang tinggal dalam Lapas dan bagaimana konsep diri anak yang tinggal dalam Lapas.
Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi, interaksi simbolik dan konsep diri,
serta konsep anak lapas. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif
dengan paradigma konstruktivis. Peneliti mengumpulkan berbagai data penelitian
melalui wawancara, observasi dan juga buku-buku terkait topik penelitian ini.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa interaksi yang terjadi di dalam lapas,
baik itu antara anak dengan anak atau anak dengan sipir akan menghasilkan simbol
yang dimaknai berbeda-beda oleh setiap anak. Makna yang muncul dalam diri anak
akan menentukan bagaimana anak-anak akan bertindak dan akan mempengaruhi
pembentukan konsep diri mereka. Konsep diri yang dimiliki anak dalam Lapas adalah
konsep diri positif, hal ini dikarenakan anak-anak memaknai pengalaman tinggal
dalam Lapas sebagai pengalaman yang positif.