Abstract :
YULI RISTANTI. ?Terapi Bridging Exercise Untuk Meningkatkan Kekuatan Otot
Pada Pasien Stroke Non Hemoragik : Studi Kasus?
Latar Belakang : Stroke Non Hemoragik (SNH) adalah stroke yang diakibatkan
adanya bekuan atau trombus pada pembuluh darah otak, sehingga aliran darah
dan suplai oksigen keotak akan berkurang dimana hal ini akan menyebabkan
otak menjadi iskemia dan infark. Riskesdas (2018) menyatakan prevalensi
penyakit stroke terbanyak setelah Kalimantan Timur adalah D.I Yogyakarta yang
menduduki prevalensi stroke terbanyak kedua yaitu sebesar 14,6%. Pasien SNH
sering dijumpai masalah gangguan mobilitas fisik dengan hemiparese dimana
seseorang mengalami penurunan kekuatan otot. Penatalaksanaan keperawatan
hemiparese yang dapat dilakukan salah satunya dengan terapi Bridging Exercise
untuk memperbaiki tonus otot dan meningkatkan kekuatan otot klien.
Gejala Utama, Intervensi Terapeutik, dan Outcome : Hasil pengkajian
ditemukan gejala umum yaitu klien mengalami penurunan kekuatan otot tangan
kanan dan kaki kanan. Skala kekuatan otot tangan dan kaki kanan yaitu empat
pada hari pertama. Terapi Bridging Exercise ini dilakukan dua kali sehari selama
tiga hari. Terapi ini dilakukan sebanyak delapan kali repetisi dengan durasi waktu
delapan detik untuk sekali gerakan. Hasil intervensi menunjukkan adanya
perbedaan nilai rata-rata sebelum dan sesudah dilakukan terapi Bridging
Exercise pada tangan kanan sebesar 0,17 dan kaki kanan sebesar 0,33.
Kesimpulan : Terapi Bridging Exercise dapat meningkatkan kekuatan otot pada
pasien stroke non hemoragik.
Kata Kunci : Stroke Non Hemoragik, Gangguan Mobilitas Fisik, Kekuatan Otot,
Terapi Bridging Exercise
xv + 75 halaman + 9 Tabel + 2 Gambar + 2 Grafik + 1 Skema + 7 Lampiran
Kepustakaan : 29, 2012-2022